48. Akhir segalanya

495 9 0
                                    




"Hai Kamelia," sapanya dengan seringai menghiasi wajahnya. Perlahan ia mengangkat kepalanya, menatap datar orang di hadapannya saat ini.

Davina melangkah mendekati Kamelia lalu ia mengerakan tangannya untuk mencengkram dagunya.

"Tak disangka, gue bisa balas lo semudah ini," ucapnya tersenyum.

"Cuih!" Kamelia meludah di depan Davina.

"Sialan lo!" bentaknya, karena Kamelia yang berani-beraninya meludah.

Plakk! Ia menampar wajah Kamelia kuat hingga sudut bibirnya berdarah.

"Beraninya lo!" marah Davina, lalu menampar wajah Kamelia kembali.

Kamelia yang menerima tamparan itu hanya tersenyum remeh. Kemudian, ia mengangkat wajahnya dengan angkuh. Lalu menendang Davina dengan kaki kanan nya hingga cewek itu termundur.

"Lo!" geram Davina. Sedangkan, Haikal hanya melihat apa yang terjadi sekaligus berjaga-jaga jika ada yang datang.

Dengan langkah lebar ia melangkah mendekati Kamelia untuk memukulnya namun tangan itu terhenti ketika sebuah tangan menahannya.

"Lo..." ucapnya terkejut. Pasalnya, Kamelia menahan tangannya. Sejak kapan ikatannya terlepas? Batin Davina.

Tanpa ia tahu bahwa dari awal Kamelia tidak diikat sama sekali. Memang tangan Kamelia di ikat tali dengan tali namun itu hanya untuk mengelabui mereka. Karena nyata itu cuma di lilitkan tanpa ikatan yang kuat.

"Bodoh!" umpat Kamelia. Tak lupa seringai di bibirnya. Karena berhasil masuk ke dalam perangkapnya.

Haikal yang melihat itu tak kalah kaget. Dia dengan cepat bergerak menuju mereka tapi langkahnya terhenti ketika Ansel menghadang dirinya.

"Lawan lo gue!" tantang Ansel.

Ansel maju menyerang Haikal hingga terjadilah pertarungan yang sengit. Mereka menghajar satu sama lain.

Davina mengerakan tangan satunya untuk menyerang Kamelia. Tapi Kamelia lebih dulu mengetahuinya.

"Lepas!" sentaknya kasar, hingga Kamelia melepaskannya. Kemudian, ia mengambil sesuatu dari belakang punggungnya.

Lalu, ia mengeluarkan benda itu dan menodongkan pistol tersebut pada Kamelia. Kamelia yang melihat Davina mengarahkan pistol hanya menampilkan raut muka datar.

Tanpa rasa takut, ia berjalan mendekati Davina membuat cewek itu waspada sambil mengacungkan pistolnya.

Saat ia sudah di hadapan cewek itu dengan cepat dirinya menyentak tangan Davina sehingga pistol terlempar cukup jauh. Davina kembali memundurkan langkahnya.

Terlihat kedua pemuda itu yang masih bertarung satu sama lain. Nampak juga wajah mereka yang terdapat beberapa lebam dari pukulan yang masing-masing mereka berikan.

"Cih," decih Haikal, ketika merasakan sudut bibirnya berdarah akibat pukulan Ansel. Lalu ia kembali membalas perbuatan Ansel.

Ketika ia memundurkan langkahnya. Ia merasakan menginjak kayu. Dengan cepat melihatnya dan ternyata benar itu se balok kayu. Ia mengambilnya untuk melindungi dirinya.

Kemudian, ia memukulkan balok itu kepada Kamelia.

"Shh..." ringisnya. Ia memegang dahinya yang terluka dan berdarah. Davina kembali ingin melayangkan pukulan kepada Kamelia.

Tapi Kamelia dengan cepat menahannya. Dan membalas memukul Davina membuat ia tersungkur.

Ia dengan susah payah bangkit dari jatuhnya. Ia kembali mengambil pistol di tersimpan di balik punggung. Untung mereka sudah bersiap sebelumnya. Lalu ia menembak satu peluru kearah Kamelia tanpa mengenainya.

Revenge the sweet [ Finish ]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें