45. Penculikan

205 8 0
                                    







Divya berdiri di gerbang sekolah sembari memainkan ponselnya. Ia sedang menunggu gojek yang tadi ia pesan. Kenapa dia tidak pulang dengan yang lainnya? Jawabannya karena ia ada urusan makanya pulang duluan.

Saat ia sedang menunggu, tak jauh dari sana ada dua orang yang sedang memperhatikan dirinya.

"Sst, itu bukan orangnya?" tanyanya pada sang teman.

"Em, iya deh kayaknya," jawabnya.

"Yaudah, ayo cepatan!"

Kedua orang itu pun mendekat ketika keadaan sekitar nampak sepi. Lalu salah satu dari mereka membius Divya dan segera membawanya ke mobil yang tak jauh dari tempat mereka.

Setelah berhasil memasukan Divya dengan cepat mereka melajukan kendaraan tersebut. Tanpa mereka sadari ternyata mereka salah menangkap orang.

Tak lama, mobil itu berhenti disebuah bangunan yang terbengkalai. Mereka dari mobil lalu membuka pintu samping mobil. Kemudian, salah satunya membopong tubuh Divya untuk dibawa ke dalam sana.

Lalu, ia dudukan Divya di kursi yang tersedia dan mengikatnya menggunakan tali. Dan temannya tadi sedang memanggil bos mereka. Beberapa menit kemudian, terlihat tiga orang melangkah mendekat.

"Apa-apaan ini! Saya suruh kalian bawa Kamelia bukan dia," ucapnya emosi.

"Lah salah orang dong," katanya lirih. Ketika mendengar sang bos berkata mereka salah orang.

"Dasar nggak becus!" makinya.

"Udahlah, nggak usah dipikirin. Kita bisa manfaatin dia nanti," ujar cowok disampingnya.

Ia yang mendengar ucapan laki-laki langsung tersenyum. Dan ia mendapatkan ide yang sangat menarik.

"Ide bagus," katanya.

"Kalian jaga dia jangan sampai kabur!" perintahnya. Lalu, ia melangkah pergi dengan cowok tadi.

"Siap bos!" jawab mereka.


🔥🔥🔥

Kring! Kring! Bel istirahat pun berbunyi. Kamelia langsung bergegas keluar kelas.

"Woy, Lia! Mau kemana?" Tanya Bima.

"Kelas Divya," balasnya sedikit berteriak. Karena ia sudah ada di pintu kelas.

"Eh, buset dah tuh orang main tinggal aja," katanya.

"Udahlah, nggak usah dipikirin," ujar Dika.

Ray mulai beranjak dari bangkunya dan melangkah keluar diikuti mereka berdua.

Kini, Kamelia sedang berjalan menuju kelas Divya. Terlihat anak kelas Ipa1 satu per satu keluar dari kelas untuk istirahat. Sesampainya, ia dikejutkan dengan kehadiran Ansel dan temannya yang baru saja keluar kelas.

Ansel yang melihat kehadiran Kamelia sontak menaikan alisnya sebelah.

"Ngapain?"

"Di dalam ada Vya, nggak?"

"Nggak tahu," jawabnya cuek.

Kamelia yang mendengar jawaban itu sontak berdecak. "Ck," kesalnya.

"Vya nggak masuk," ujar Putra.

"Ha, nggak masuk? Sakit?"

"Alfa dia-nya," kata

Kamelia langsung terdiam memikirkan sesuatu. Nggak biasanya dia nggak masuk batinnya. Apa dia kena masalah? Soalnya dari kemarin dia nggak bisa dihubungi?

Revenge the sweet [ Finish ]Where stories live. Discover now