35. Malu

228 8 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






"Astaga!"

"Astagfirlullah, mata gue!"

"Ya allah, mataku ternodai!" Ucap Putra, Dika, dan Bima bersamaan. Sedangkan, yang lain hanya menampilkan ekspresi kaget ketika melihat adegan barusan.

Kamelia langsung menjauhkan dirinya ketika mendengar teriakan seseorang. Sehingga membuat ciuman mereka terlepas. Dan memalingkan wajahnya malu.

Sedangkan, Ansel mengeram kesal karena ada yang mengganggu kegiatannya mencium Kamelia. Ia pun menolehkan kepalanya, menatap tajam mereka yang telah menggangu. Mereka yàng melihat Ansel dengan tatapan tajam langsung menutup rapat mulut mereka.

Dan Bima sambil cengengesan berkata lirih, "maaf." Dengan tangan menunjukkan tanda peace.

Divya melangkah mendekati Kamelia diikuti yang lainnya. Bima dan Dika memberikan tatapan menggoda karena kejadian tadi. Dan Ray hanya menampilkan wajah datar yang sulit ditebak. Tanpa sadar tangannya mengepal mengingat apa yang ia lihat barusan.

"Lia, lo kemana aja sih? Kita cari kalian dari  siang tahu."

"Ya Allah, berdosa banget kalian ini. Nggak tahu apa kita itu jomblo," kata Dika.

"Ciee, Lia yang habis ehem," goda Bima sambil menggerakan kedua tangan tanda orang ciuman.

Begitu juga dengan Ian yang mengolok Ansel. "Wih, bro! Main nyosor aja lo." Ucapnya sembari duduk disebelah Ansel.

"Oh iya, tadi kenapa kalian nggak sekolah?" Tanya Bima penasaran. Ansel dan Kamelia yang mendengar pertanyaan itu diam. Lalu, Kamelia memilih  beranjak dari sofa.

"Bentar gue ambil minum buat kalian," ucapnya. Lalu, ia melangkah ke dapur. "Lia, makanannya sekalian!" Teriak Bima.

Divya bergegas menyusul Kamelia. Dia tahu temannya itu berusaha menghindar dari pertanyaan Bima tadi.

Setelah itu, mereka mengerubungi Ansel, memberikan berbagai pertanyaan atau lebih tepatnya hanya Bima, Dika, dan Ian saja sedangkan Ray dan Putra lebih memilih mendengarkan saja.

"Bro, gimana rasanya?" Ujar Bima menaik-turunkan alisnya.

"Apaan?" Tanya Ansel tidak paham.

"Ck, masa lo nggak ngerti sih! Itu lho...yang tadi kissing," ucap Ian menjelaskan.

"Kalo mau tahu cobain aja sendiri," kata Ansel.

"Eh, Sel! Katanya lo berdua nyerang markas orang, ya. Emang bener?" Tanya Ian.

"Kata siapa?"

"Divya," balas Dika. "Vya bilang, kemarin dia nggak sengaja dengar percakapan kalian. Dan Vya dengar kalian mau nyerang orang," jelasnya.

Mendengar itu Ansel mengalihkan tatapannya pada Dika. "Oh soal itu! waktu itu Kamelia diganggu sama anak SMA Pertiwi. Karena itu, kita balas mereka hari ini," jelas Ansel. Dan tentu itu hanyalah kebohongan semata.

"Wah, kurang ajar anak Pertiwi. Nggak tahu apa siapa kita," kata Bima.

"Kenapa lo nggak ngajak kita. Kalo gitu kita ikut buat bantu kalian," ujar Ian

🍂🍂🍂

Kamelia datang membawa minuman dan setoples kue kering dari dapur.

"Nih buat kalian!" Dia meletakan itu di atas meja.

"Makasih," kata Putra.

"Sama-sama." Sedangkan, Bima dan Dika tanpa perasaan malu langsung main ambil saja.

"Hah, segarnya!" Ucap Bima. ketika ia merasakan tenggorokannya basah karena baru saja minum es jeruk yang dibawa Kamelia.

"Eh, Lia. Kok makanan nya cuma ini doang," kata Bima menunjuk toples kue.

"Adanya itu aja," balasnya.

"Udah dikasih malah minta lebih. Dasar lo berdua!" ujar Divya.

"Bukan gitu, Vya. Kita dari tadi kan belum makan gara-gara nyari mereka. Makan apa kek, gue lapar nih," ungkap Bima.

"Tahu lo! Emang lo nggak lapar?" Tanya Dika.

"Ya, lapar sih."

"Tapi, bahan-bahan dikulkas gue udah pada habis," ucap Kamelia.

"Gue udah pesan go-food. Bentar lagi sampe," beritahu Ansel. Mereka yang mendengar ucapan Ansel langsung menatapnya.

Bima menatap Ansel penuh kagum begitu juga dengan Dika. Kedua orang itu seakan mendapatkan dewa keberuntungan. "Akhirnya, ada yang berbaik hati buat traktir makan," ucap Bima. "Lo benar, Bim. Rasanya gue kayak dapat lotre," balas Dika tidak kalah lebay.

Sedangkan, mereka hanya menatap datar dua orang tersebut. "Dasar lo pecinta gratisan," cibir Divya.

Tak lama bel apartemen berbunyi. Sepertinya pesanan mereka sudah datang. Bima dan Dika langsung bergegas menuju pintu. Setelah itu, Bima membuka pintu dan terlihat seorang pria berjaket hijau membawa makanan mereka.

"Terima kasih, mas" ucap Bima. Setelah ia menerima pesanan mereka. Lalu, ia menutup kembali pintu apartemen.

"Eh lo bawa yang ini," suruhnya pada Dika. Dika pun mengalih alih dua box pizza tersebut. Dan Bima membawa bagian ayam gorengnya menuju ruang tv.

"Makanan datang!" Seru Bima. Kemudian, ia menaruh makanan di atas meja. Setelah itu, mereka mulai menikmatinya.

Bima dengan cepat mengambil ayam goreng sekaligus dua dan memakannya dengan rakus seperti orang yang tidak makan berhari-hari.

"Gila, enak banget nih ayam," ucapnya.

"Biasa aja lo, kayak orang nggak pernah makan ayam aja," balas Dika.

"Terserah gue, sewot banget lo jadi orang!"  Sedangkan yang lain menikmati makanan masing-masing tanpa banyak bicara.

"Lo berdua bisa diam, nggak? Makan aja pake ribut segala," ujar Divya. Setelah itu, mereka berdua diam dan melanjutkan makannya tanpa berbicara.

🍂🍂🍂

Pukul 22.00 malam, mereka pamitan pulang ke rumah masing-masing.

"Lia, kita pulang ya. Udah malam soalnya," kata Divya.

"Iya." Setelah itu, mereka berjalan keluar apartemen. Dan Kamelia mengikuti sampai depan pintu.

"Lia, kita pulang ya!" Seru Bima lalu melangkah ke arah lift.

"Kita pamit," ujar Putra. Kamelia membalasnya dengan anggukan.

"Lia, gue pamit ya" kata Divya.

"Iya, hati-hati dijalan."

"Kita pulang," ujar Ray. "Iya." Kemudian, mereka menyusul Bima dan Dika yang sudah pergi duluan. Sekarang tersisa Ansel yang masih berdiri disana.

"Lo nggak pulang?" Tanyanya. Melihat Ansel belum beranjak dari tempatnya.

Ansel menatap lekat Kamelia dan ia pun membalas tatapannya. "Gue tunggu rencana lo selanjutnya," ucapnya. "Hm." Angguknya.

"Woy! Ansel buruan!" Teriak Ian. Ansel menoleh dan melihat kedua temannya menunggu dirinya. Karena Ian dan Putra akan pulang bersama Ansel. Sedangkan, Dika, Bima, Ray dan Divya menggunakan mobil Ray.

"Bentar!"

Ansel menoleh pada Kamelia lalu berkata,"gue pamit."

"Iya."

Ansel pun melangkah pergi menyusul mereka. Setelah itu, Kamelia masuk ke dalam apartemennya.

🍂🍂🍂

Next?
Iya atau nggak?
Gimana menurut kalian cerita ini? Cerita ya di komen
Sampai ketemu di part selanjutnya👋

With love
PUSRI



Revenge the sweet [ Finish ]Where stories live. Discover now