23. Teror

270 12 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Claretta, Davina dan Zelmira sedang berjalan menuju ke kantin bersama. Setelah kejadian kemarin, semua orang di sekolah semakin membenci mereka bertiga.

Kepala sekolah menutup kasus tersebut yang sudah pasti dibantu siapa lagi kalau bukan ayahnya Claretta untuk membungkam para  reporter.

Akan tetapi, mereka tidak berani menunjukkan kebenciannya kepada Claretta dan gengnya. Mereka hanya diam dan menahan emosi mereka.

Sementara itu, Claretta dan gengnya tidak merasa bersalah atas kejadian tersebut. Malah mereka menertawakan dan mengejek semua orang yang kemarin berani menentang mereka bertiga.

Nampak Claretta dan gengnya sedang berjalan sambil mengobrol membahas tentang kejadian kemarin dan siswi bunuh diri itu, diiringi dengan tawaan serta ejekan mereka. 

"Hahaha! Dia aja yang mentalnya lemah. Gitu aja langsung bunuh diri," kekeh Zelmira.

"Cih, emang baperan tuh anak. Apalagi cewek kemarin yang sok berani ngatain Claretta. Pengen banget gue injek-injek tuh muka nya," timpal Davina.

"Hahaha!.. kalian tenang aja cewek kemarin udah gue beri pelajaran. Kalian tahu kenapa dia nggak masuk hari ini?" tanya Claretta. Membuat kedua temannya itu penasaran.

"Karena dia di skors selama 3 Minggu," sambung Claretta sembari tersenyum miring.

"Serius? Hahaha! Rasain emang enak," ucap Zelmira sembari tertawa. Dan Davina pun ikut tertawa.

"Oh iya guys, kalian duluan aja ke kantin. Gue mau ke toilet dulu," kata Claretta. Lalu berjalan duluan.

"Ok, ketemu di kantin di tempat biasa ya," balas Davina.

Setelah itu, Claretta pun pergi ke toilet. Setelah menunaikan hajatnya. Ia melangkah menuju wastafel dan mencuci tangannya.

Dia melihat dirinya sekilas di cermin untuk melihat penampilannya. "Hmm perfect," pujinya untuk dirinya sendiri sembari tersenyum.

Saat ia sedang membasuh tangan tiba-tiba ia merasa ada bayangan lewat dibelakangnya. Dengan cepat ia menoleh ke belakang namun tidak ada siapapun disana.

"Kok gue ngerasa ada orang lewat ya? Hm, tau ah mungkin hanya perasaan gue," ucapnya.

Lalu ia berbalik menghadap cermin. Namun betapa terkejutnya dia saat melihat cermin itu berwarna merah seperti darah yang terdapat tulisan kata "pembunuh".

"A-A-apa..ini?!..." tanyanya terbata - bata. Kemudian, perlahan berjalan mundur menjauhi wastafel.

Claretta terpaku melihatnya, jantungnya mulai berdetak kencang, matanya melebar tak percaya apa yang dilihatnya,dan tangannya gemetar dengan perlahan dia menutup mulutnya.

Revenge the sweet [ Finish ]Where stories live. Discover now