36. Hukuman

237 10 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Keesokan harinya, Dika dan Bima sedang berjalan memasuki  area sekolah. Sembari mengobrol dan diselingi dengan tawaan mereka. Entah apa yang mereka bicarakan.

Terlihat pak Adi sedang berdiri di depan koridor sekolah sambil membawa sebuah mistar kayu panjang.

Beberapa murid terlihat takut melewatinya. Terlebih lagi pak Adi terkenal dengan sebutan guru killer.

Bima yang melihat pak Adi langsung menepuk pundak Dika.

"Hey Dik, Dik!" Seru Bima sembari memukul pundak Dika.

"Apaan sih?!" risih Dika. Lalu, menepis tangan Bima.

"Lihat tuh! gimana nih, singa sekolah ada di depan situ. Mana gue gak pake dasi gini, aduh..." ucap Bima gelisah.

Dika pun mengikuti arah pandang Bima,"njirr...bisa mati gue! Mana baju gue gak di masukin lagi," timpal Dika. Yang juga ikut gelisah. Kemudian, cepat-cepat merapikan bajunya.

Bima lalu mengecek di dalam tasnya dan menemukan dasinya. "Fyiuhh... Untung gue bawa cadangannya," ucapnya lega.

Setelah merasa rapi, mereka pun berjalan dengan gagah dan beraninya melewati pak Adi. Mereka tersenyum penuh kemenangan saat pak Adi tidak menahannya.

"Heheh... setelah puluhan tahun akhirnya hari ini gua bisa lolos juga dari jeratan pak Adi." Batin Bima senang.

"Patut dirayakan nih, hehehe..." batin Dika.

Namun, semua kesenangan dan usaha mereka berdua ternyata sia-sia. Dari belakang tas mereka ditarik oleh seseorang membuat mereka berhenti melangkah.

"Siapa sih narik-narik tas gue?! Gue bacok baru—"

"Sstt... liat ke belakang!" bisik Dika memotong ucapan Bima.

"Apaan sih? Sst..sstt..mau cosplay jadi ular kobra lo?"

Bima pun menoleh ke belakang, lalu betapa terkejutnya dia ternyata yang menarik tas mereka adalah pak Adi.

"Ngomong apa kamu?!" Tanya pak Adi.

"Eh..ng-gak  kok pak, anu..hmm tadi mau bilang nanti tas saya bocor kalo ditarik terus," jawab Bima.

"Banyak alasan kamu! Kalian berdua ikut bapak!" Perintah pak Adi. Kemudian, pak Adi menarik mereka berdua menuju lapangan.

"Loh, mau ngapain pak?" tanya Dika dan Bima.

"Ikut saja!" Balas pak Adi.

Mereka berdua pun mengikuti pak Adi. Sesampainya mereka di lapangan upacara, terdapat Ian, Putra, Ray, dan Divya sedang berdiri sembari hormat bendera di sana.

"Loh, ngapain kalian disini?" tanya Dika.

"Makan seblak! Emang Lo nggak liat apa kita lagi ngapain?!" Balas Ray.

Revenge the sweet [ Finish ]Where stories live. Discover now