39. Bianglala

206 8 0
                                    


Ansel menunggu Kamelia di atas motornya. Ia berniat mengajak Kamelia ke suatu tempat agar cewek itu bisa mengistirahatkan pikirannya. Karena ia tahu akhir-akhir ini keadaan Kamelia agak kacau.

Tak lama kemudian, Kamelia datang dengan tampilan yang simple. Dia memakai hoodie dan jeans hitam khas gayanya.
"Lo mau ngajak gue kemana?" Tanyanya kepada Ansel.

"Udah ikut aja. Entar juga tahu," balasnya. Setelah itu, Kamelia naik keatas motor. Lalu, Ansel melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Jalanan terlihat ramai karena banyak kendaraan berlalu-lalang. Sebab, ini adalah malam minggu sehingga banyak orang yang menghabiskan waktu bersama orang terkasih.

Beberapa menit berlalu, akhirnya mereka tiba ke tempat tujuan. Dan ternyata Ansel membawanya ke taman hiburan.
"Ngapain lo bawa gue kesini?"

"Sst... nggak usah bawel, oke?" Ansel turun dari motornya dan menarik Kamelia untuk masuk ke taman hiburan.

Kamelia menatap sekelilingnya. Terlihat disana suasananya sangat ramai. Banyak orang-orang yang datang untuk menikmati bersama keluarga, teman atau pacar mereka. Kerlap-kerlip lampu menambah kesan meriah dari tempat ini.

"Lo mau naik bianglala, nggak?" Tanya Ansel.

Kamelia yang mendengar pertanyaan Ansel menoleh padanya. "Kenapa?"

"Mau naik itu nggak?" Tunjuknya kearah bianglala. Kamelia mengikuti arah tunjuk Ansel. Ia menatap lekat itu lama teringat akan sesuatu.

Seorang anak kecil nampak ceria. Dengan penuh semangat dia menarik sang kakak untuk menemani dirinya.

"Bang, Lia mau naik itu" katanya sembari menunjuk bianglala yang tengah berputar.

Sang kakak pun menatap adiknya. "Kamu yakin?" tanyanya.

"Yakin kak," ucapnya semangat.

"Yaudah. Kalo gitu kita pesan tiket dulu."

"Yeay, Lia sayang Abang!" Sang kakak yang melihat adiknya ceria pun tersenyum.

"Lia! Hei!" Tegur Ansel.

"Hah..."ucapnya linglung karena baru sadar dari lamunan.

"Gimana?"

"Hm, iya."

"Oke. Gue pesan dulu tiketnya."

Tak lama Ansel kembali dengan kedua tiket ditangannya. Setelah itu, mereka bersiap naik bianglala setelah memberikan tiket ke penjaga. Bianglala pun berputar dan hanya keheningan yang menemani mereka berdua.

Ansel menatap lekat Kamelia yang berada di hadapannya. Sedangkan, Kamelia tengah menikmati pemandangan dari bianglala. Ini adalah hal yang ia sukai ketika menaiki ini. Dan ia juga bisa menatap bintang-bintang yang memenuhi langit malam.

Lagi-lagi kondisi ini membuatnya teringat memori masa lalunya. Dimana ia pernah ke taman hiburan bersama keluarganya. Saat itu, ia berumur sepuluh tahun. Saat itu, ia mengajak kakaknya untuk naik permainan ini dengan senang hati sang kakak menyetujuinya. Dan orangtua mereka memilih menunggu ditempat tak jauh dari sana.

"Huh...." Kamelia hanya bisa menghela nafas ketika memori itu melintas dipikirannya. Dan Ansel sejak tadi memperhatikan dirinya tanpa ia sadari.

🔥🔥🔥

Dia melangkah masuk ke dalam ruang itu. Kemudian, ia membalut tangannya dengan sebuah kain. Setelah itu, dirinya mendekat ke benda berwarna hitam seperti guling dan mulai memukulnya.

Revenge the sweet [ Finish ]Där berättelser lever. Upptäck nu