28. Suara aneh

263 11 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Di dalam kamar yang besar itu terdapat seorang gadis tengah berbaring di kasur empuk miliknya. Dia sedang bermain ponsel dengan tubuh tengkurap. Dia sangat fokus dengan handphone tangannya dan sekali-kali ia tertawa karena membaca chat dari temannya.

Gadis itu adalah Claretta. Di kamar itu terdapat kasur king size dan di atas tempat tidurnya ada walpaper dengan gambar dirinya berukuran besar.

Saat ia tengah asyik bermain ponsel tiba-tiba terdengar suara aneh. Namun, ia abaikan karena merasa dirinya salah dengar. Akan tetapi, suara itu kembali terdengar dan lebih jelas. Claretta yang mendengar suara itu mematung. Sebab, dia sangat mengenal suara seorang perempuan yang menangis sembari memohon agar dilepaskan.

"Hiks....hiks....lepasin aku, hiks...aku janji bakal nurutin kalian, hiks!"

"Nggak, nggak mungkin. Itu bukan dia," ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Dia udah mati Claretta. Jadi lo nggak usah khawatir, itu bukan dia." Dia terus menyakinkan dirinya bahwa yang dengarnya tadi hanya halusinasi saja.

"Hiks...pembunuh! Kalian itu pembunuh!"

"Bukan, gue bukan pembunuh," ucap Claretta dengan tangan dikepalanya.

"Nggak, bukan gue," racaunya disudut kamar. Saat ia tengah meracau ada seorang yang melangkah mendekatinya.

Puk

"Aaaa," teriak Claretta. Ketika ia merasakan tangannya disentuh.

"Eh, kamu kenapa?"

Claretta mengangkat kepalanya saat mendengar suara yang dikenali. "Mama," ucapnya.

"Iya, ini mama. Kamu ngapain teriak?" Tanya mama Claretta.

"Ha, em-- nggak kok, ma. Cuma kaget aja tiba-tiba ada nyentuh tangan aku. Ku kira setan," ujar Claretta.

"Ck, ada-ada aja kamu."

"Kenapa, ma?"

"Oh, mama mau ngasih tahu besok kita mau keluar kota. Kamu sendirian nggak papa, kan?"

"Iya, ma." Seketika raut wajahnya berubah menjadi lesu mendengar perkataan mamanya.

🍂🍂🍂

Kini, Kamelia tengah membaringkan dirinya disofa. Menatap langit-langit atap sembari memikirkan sesuatu. Saat ia sedang asyik melamun tiba-tiba terdengar seseorang memencet bel apartemen.

Ia pun dengan enggan beranjak dari tempatnya. Lalu melangkah untuk membuka pintu mencari tahu siapa yang datang malam-malam begini. Menggangu saja pikirnya.

Ia pun membuka pintu. Kemudian, ia mengangkat satu alisnya melihat teman-temannya berdiri di depan apartemennya. Dengan membawa kresek berisi cemilan dan minuman.

Revenge the sweet [ Finish ]Where stories live. Discover now