Part 32; Family time.

9.4K 1.3K 77
                                    

Jangan lupa voment and vote.

Harap siapkan mental setiap membaca part di cerita Wana.












____

Perkiraan waktu Joe dan Alex pergi adalah lebih dari sebulan hingga berita pengunduran diri Joe dari dunia permodelan sedikit padam, hal ini membuat Wana yang mendengarnya merasa sedih. Ia pasti akan sangat merindukan wanita berhati lembut itu.

Joe yang tidak ingin melihat putranya sedih itu mencoba menghibur. Wanita itu membawa putranya ke wahana bermain untuk menghabiskan waktu bersama. Namun kali ini bedanya, ketiga putra Joe yang lain ikut juga.

Biasanya, Joe akan ke wahana bermain untuk cuci mata atau hanya sekedar melihat anak kecil  bermain. Namun kali ini hati wanita itu berseri tatkala menggenggam tangan seorang anak untuk diajak bermain.

Wana terlihat berbinar, terakhir kali ia ke wahana bermain adalah dengan Oma dan Opanya. Itu pun saat usianya menginjak sepuluh tahun. Wana sampai lupa bentuk wahana bermain bagaimana.

"Wana ingin apa, katakan saja." Wana yang mendengar itu langsung antusias, jika Joe tidak menggandengnya, mungkin ia sudah berlari ke sana kemari untuk bersenang-senang. Anak itu menunjuk kincir angin raksasa, namun Joe dengan tegas menggeleng.

Bagaimana Joe bisa mengizinkan? Putranya memiliki jantung yang tidak normal, akan sangat beresiko membawanya naik ke wahana ekstrem. Joe tentu tidak ingin anaknya kenapa-napa.

"Mommy! Mommy! Wana mau naik itu!" Wana melompat-lompat kegirangan karena melihat wahana yang terlihat sangat mainstream. Namun Joe lagi-lagi menggeleng dan menariknya menjauh dari wahana orang dewasa.

"Ini saja ya? Wana sayang Mommy kan? Mommy sangat takut naik roller coaster," kata Joe sembari menunjukan wajah sedihnya. Wana menghela napas dan menatap wahana kuda-kudaan yang rata-rata diisi anak kecil.

Namun karena niat Wana ingin bersenang-senang, wajah anak itu kembali antusias dan mengangguk. Joe tidak ikut, ia mengeluarkan ponselnya dan siap merekam. Wana yang merasa ragu akhirnya minta ditemani salah satu dari kakaknya.

Berakhir dengan Zach yang dengan ogah-ogahan berdiri di samping mainan kuda berwarna tan, wajahnya masam. Berbeda dengan Wana yang terlihat sangat bahagia. Untung nya mereka menggunakan masker untuk menutupi identitas, jadinya tak ada satupun pengunjung lain yang bisa mengenali.

Setelah menghabiskan banyak uang Joe untuk menaiki wahana ringan dan makanan, Alex menelpon mereka semua untuk kembali. Pria itu ternyata telah menunggu di depan gedung dan memerintahkan supir yang dibawa Joe tadi untuk pulang terlebih dahulu.

"Bagaimana, senang?" tanya Alex sembari mengusak rambut Wana yang lepek karena keringat. Anak yang tengah memakan permen kapas itu menyengir sembari mengangguk. Melihat wajah yang sedari tadi tak henti tersenyum membuat Alex gemas sendiri.

"Mari pergi ke Supermarket untuk membeli keperluan. Susu Wana juga sudah habis," kata Joe yang duduk di samping Alex. Pria itu mengangguk dan melajukan mobilnya ke arah pusat perbelanjaan.

"Mau enggak?" tanya Wana pada ketiga kakaknya yang lain, ia menyodorkan permen kapas yang sedari tadi ia makan. Entah mengapa ketiga pria pendiam ini selalu menatap ke arah permennya.

"Tidak!" Mereka mendengus dan berujar dengan serentak, lalu melengos secara bersamaan. Wana mengedikan bahu acuh dan memakan permennya lagi. 

"Nguenggg~" Permen kapas itu sengaja digerakkan seperti pesawat terbang di depan wajah ketiga pria yang duduk di sisinya. Joe yang sedari memperhatikan dari spion tengah mencoba menahan tawa. Semenjak kedatangan Wana, keluarganya menjadi lebih ramai dan hidup.

"NGUENG~" Godaan yang Wana buat semakin besar, hingga membuat Alex menoleh untuk melihat apa yang terjadi. Sementara Wana menyeringai melihat mata ketiga pria di sampinnya menatap ke arah permen kapas berbentuk kepala bebek ini.

"Astaga, ini enak banget hiks, emmm." 

Seperti sedang iklan makanan, Wana memakan permennya dengan gaya yang seolah-olah mengatakan jika makanan ini adalah yangpaling enak dari yang terenak. Terkekeh kecil, Wana menarik sedikit permen kapasnya sebelum menyodorkannya di depan mulut James.

"Wana cuman mau bilang, dunia itu punya hukum sendiri kak. Kalo kita gak berusaha, kita gak akan dapet. Dunia gak akan berjalan sesuai kemauan kita." 

James membuka mulutnya kecil, membuat Wana memasukkannya. Lalu berlanjut pada Zach dan Wildan yang tak lagi menolak. Ketiga pria itu mengecap rasa manis yang melekat di indra perisanya.

"Mommy! Mommy juga ingin!" Joe berujar ribut, wanita itu melongokkan wajahnya membuat Wana lebih mudah memberikan potongan besar. 

Alex tersenyum tipis melihatnya. Tadinya, ia bakan tidak bisa merasakan kehangatan keluarga, Alex hanya merasa ia dan Joe sendirian meski memiliki ketiga anak. Namun setelah kedatangan Wana, bahkan ketiga batu ini bisa sedikit luluh dan perlahan menjadi lembut. Suasana menjadi lebih hidup, dan Alex bisa merasakan bagaimana menjadi ayah yang sebenarnya.

"Daddy mau?" 

Suara itu membuat Alex kembali pada dunia nyata. Ia membuka mulut tanpa berucap, Wana yang mengerti langsung menyuapi sang Daddy. Namun tak lama suara tawa menggema di dalam mobil itu kala alis Alex menukik tajam, pria itu memuntahkan gagang permen kapas yang dimasukkan Wana ke dalam mulutnya.

"Anak nakal," gumamnya yang membuat tawa Wana dan Joe semakin keras.

Ketika mobil smapai di halamam parkir, Alex menggunakan masker dan turun bersama Joe dan Wana. Namun tak lama disusul ketiga putranya yang lain, mereka berkata ingin membeli sesuatu yang lain juga. Saat berada di dalam, ketiga pemuda itu hanya mengikuti Joe dan Wana yang berbelanja.

"Mommy! Mommy!"

Wana memanggil Joe dan menunjuk troli yang mereka bawa. Joe tersenyum mengerti dan menyuruh Alex memasukkan Wana ke dalam sana. Anak itu terlihat sangat bahagia. Ketika melewati bagian makanan, ia mengambil semua yang bisa ia gapai.

Sementara Joe yang tengah melihat-lihat susu untuk Wana, Alex justru membawa Wana berkeliling sembari sesekali mendorong troli dengan kencang yang akan membuat Wana menjerit kegirangan. Keluarga itu menjadi pusat perhatian tanpa sadar.

"Daddy, ada permen." Alex membawa Wana mendekat, pria itu memasukkan semua jelly yang ada di sana hingga beberapa rak terlihat kosong. Membuat tubuh Wana tertimbun jelly dan hanya menyisahkan kepala.

Ketika kembali dan menemui Joe, wanita itu dan ketiga putranya terlihat terkejut melihat kepala yang menyengir. Satu troli hanya dipenuhi Jelly dan permen, jika Wana sakit gigi, Joe benar-benar akan mematahkan gigi Alex. 

Setelah menaruh semua barang belanjaan ke dalam troli yang dibawa Zach, keluarga kecil itu akhirnya selesai dan berjalan menuju kasir. Namun saat dipertengahan jalan, langkah mereka terhenti.

"BUKANKAH DIA JOE! SUPERMODEL ITU?"



Aldrewana H.L [End]Where stories live. Discover now