45. Another.

6.8K 958 36
                                    

"Sungguh diluar perkiraan, langkah bajingan itu terlalu cepat."

Seminggu telah berlalu. Pergantian kursi pemimpin Orsdian benar-benar mengambil alih sebagian besar dunia bawah. Pemimpin terbaik selama lima tahun terakhir yang memiiliki sifat jujur dan baik akhirnya lengser.

Lebih parahnya, hal ini disebabkan masalah internal dan pengkhianatan tangan kanannya sendiri. Kabar seperti itu menyebar dengan cepat seperti noda di atas salju. Citra pemimpin saat ini tidak terlalu baik, namun tampaknya hal itu tidak terpengaruh.

Setelah pergantian pemimpin secara tidak adil ini, Orsdian langsung bergerak. Mengambil alih usaha lama yang tadinya diubah. Ferdi memerintahkan anak buahnya mengambil alih pekerjaan ilegal seperti sebelumnya.

Orsdian yang tadinya tidak suka ikut campur dalam dunia luar, kini mulai ikut dalam beberapa konferensi yang didatangi tokoh senior dunia bawah. Bahkan Ferdi memunculkan wajahnya di sebuah pelelangan tidak normal.

50% wilayah yang diambil alih RedFlowers di bawah perintah Zach tidak bisa diambil kembali, meskipun begitu Ferdi tidak pernah benar-benar merelakan apa yang seharusnya menjadi miliknya. Katakan ia tak tahu malu, namun ambisinya lebih besar dari sekedar harga diri.

"Pemimpin! Ladang ganja di Roma mengalami pengeboman, sosok di balik aksi ini adalah putera kedua Alexander Lordeon."

Ferdi menghela napas pelan. Alex benar-benar sial!

Baru beberapa hari ia menikmati posisi sebagai pemimpin, namun Alex tidak memberinya napas sedikitpun. Wilayahnya semakin menyusut, Alex pasti tertawa di seberang sana. Sial, ia harus mengambil tindakan balasan.

"Sudah cukup, berikan informasi yang aku minta. Kita akan mulai bergerak sekarang," katanya. Dua puluh dua orang yang ada di sana langsung bergerak mengikuti perintahnya.

"Elios," panggilnya membuat pria bertubuh kurus yang tidak bergerak di sudut akhirnya mendekat.

"Ikuti perkembangannya dan terus pantau, laporkan padaku jika sesuatu yang tidak beres terjadi. Sementara Liana mengumpulkan hal yang dibutuhkan, kau harus memantau agar kondisi tetap stabil."

_____

"Tuan."

Pemuda berjaket tebal itu menoleh begitu mendengar suara yang amat familiar. Alis Wildan bergerak seolah bertanya. Pria paruh baya yang menunduk itu memberikan sekantung kecil berwarna bening yang berisi tanaman hijau. Melihat itu Wildan tertawa bahagia.

"Mari lihat apa yang akan terjadi setelah mata pencariannya aku hancurkan." 

Wildan tidak rela melihat Ferdi bangkit untuk memulihkan organisasinya, oleh sebab itu ia memberi sesuatu untuk dimainkan. Di sela tawanya, Wildan meraih kantung itu dan menatapnya dengan jijik. Barang kecil namun mematikan, Serbuk Marijuana atau yang biasa disebut Ganja.

"Sudah dua hari, ponsel anda penuh dengan pesan dari Tuan kecil yang meminta oleh-oleh," lapor Eden-- tangan kanan Wildan. Mendengar ini Wildan menghela napas kasar. Ia mengeluarkan dompetnya dan menarik sebuah kartu berukir emas, melemparnya ke arah Eden.

"Tugasmu, belikan yang biasa anak-anak sukai." 

Wildan melepas jaket tebal yang telah terkena udara penindasan, pengawal pribadi di belakangnya dengan sigap mengambil jaket tersebut dan memberikan yang baru. Berjalan ke arah mobilnya. Wildan meninggalkan tempat yang telah ia berikan kehancuran.

Sementara di belahan dunia lain. Frans yang terpaksa kembali ke Indonesia karena urusan pekerjaan yang tidak bisa ditunda itu mengerang prustasi. Berlin menghentakkan kaki dan bergegas pergi dengan wajah masam.

Aldrewana H.L [End]Where stories live. Discover now