49. Pilih ini atau itu.

8.5K 1K 190
                                    

Wana kambek!!

Sorry for slow update. Udah ada dua Minggu lebih cerita ini aku anggurin. Bahkan aku sempet kasih harapan palsu ke salah satu readers yang waktu itu minta up.

Huhu maap, dunia asli memang gak bisa diprediksi.
Dan makasih banyak buat taeliyan_shop yang udah berkenan nanya kabarku, ngasih saran dan semangat. Karena tanpa kalian yang ngingetin aku, mungkin aku udah lupa daratan haha^^

Happy reading!







___

Ada banyak tipe manusia di dunia ini. Namun yang paling menjijikan menurut Wana adalah mereka yang bermuka dua. Wana benar-benar tidak mengerti apa yang ada di otak Zian saat ini, sengaja mendorongnya lalu mengatakan dengan wajah polos penuh belas kasihan.

"Ini salahku, maafin Wana ya. Aku yang gak hati-hati," kata Zian yang membuat Wana menatapnya cengo.

Jade-- tangan kanan kedua Alex setelah Eren itu mengerutkan kening tanpa menjawab. Membuat Wana mendadak kesal. Kejadian barusan membuat Wana menjadi korban, namun aksinya membuat Wana justru terlihat seperti pelaku yang melakukan kejahatan.

Benda yang ditutupi kain putih itu ternyata adalah patung berbentuk seorang wanita yang menyerupai Dewi. Sungguh indah, namun sayang entah mengapa sangat rentan hingga hancur ketika Wana dan Zian menabraknya.

Wana mendengus kesal dan mengangkat kakinya, menendang punggung Zian hingga yang lebih muda kembali tersungkur ke pecahan patung lumayan tajam. Cairan merah merembes keluar dari sela-sela jemari Zian. Salah satu orang-orang Alex yang sedari tadi diam membantu Zian untuk bangkit.

"Aku tau Wan. Kamu memang gak suka sama aku, tapi bisa gak kita jadi saudara sama seperti kamu dan Kakak?" katanya dengan nada sendu.

Wana mengernyit, permainan macam apalagi yang digunakan anak ular ini. Namun akhirnya ia mengerti ketika melihat wajah para bawahan Alex yang ikut terdistorsi, kecuali Jade yang tetap memasang wajah datarnya.

"Apaan sih? Gak usah ngedrama lah nyed" kata Wana tidak suka.

"Maafin aku Wan. Kedatangan aku di sini adalah kesalahan. Aku berjanji aku akan meminta Mommy mengirim ku kembali ke Itali."

"Iye-iye. Lebih cepat lu minggat lebih baik." Wana melambai tak peduli.

"Tuan muda kecil, lebih baik anda kembali ke kamar anda. Jangan berjalan kemari, atau anda akan terluka." Jade yang memiliki pangkat paling tinggi di sana menengahi.

Wana mendengus dan hendak berjalan pergi, namun sebelum melangkah, ia kembali menjejakkan kaki ke bokong Zian yang menyebabkan anak itu kembali tersungkur di lantai. Tepat pada serpihan patung yang menyebabkan Zian kembali terluka untuk kedua kali.

Baru setelah itu, Wana melangkah pergi. Menekan lift dengan santai tanpa menoleh ke belakang. Baru hendak melangkah masuk, gerakan tiba-tiba yang menariknya membuat Wana limbung dan jatuh ke lantai dengan bokong yang menyentuh terlebih dahulu.

"ANJENG!" pekik Wana spontan.

Suara langkah kaki bersamaan terdengar. Zian menatap cengo pada anak buah Alex yang berlari panik ke arah Wana. Seolah sesuatu yang besar tengah terjadi. Matanya berkabut saat mereka berlomba-lomba membantu Wana bangkit. Sementara ia saat terjatuh tadi, hanya seseorang yang bergerak, itupun dengan penuh keraguan.

Sementara Wana yang ditarik bangkit, justru mendorong mereka dan kembali merebahkan dirinya di lantai, seperti ikan yang menggelepar di darat dengan penuh ketidakberdayaan. Matanya dengan tajam menatap Razea yang berkacak pinggang, wanita itu yang baru menariknya. Wana memperhatikan seolah tengah melihat sampah plastik sambil duduk di kursi pantai.

Aldrewana H.L [End]Where stories live. Discover now