57. Badai Itu Datang

4.3K 618 74
                                    

Malam ini hujan datang, suara petir dimana-mana membuat Wana overthinking. Bagaimana tidak? mereka saat ini berada di tengah laut. Bagaimana jika sesuatu seperti tsunami terjadi? Tidak akan ada yang tahu bagaimana keluarganya mengatasi itu, atau bahkan tidak bisa diatasi.

Part sudah Panjang, mari kita akhiri ini.

Wana menutup buku di tangannya. Meminum susu yang ada di atas nakas sebelum bangkit dari sofa lembut tempatnya membaca. Saat itu gerakannya menyadarkan Wana bahwa di ruangan itu tidak hanya ada dirinya, tetapi juga Chris yang merupakan asisten Tuan Lordeon yang ditugaskan untuk menjaganya.

"Om, emangnya kalo orang mati itu bisa reinkarnasi ya?" Chris terdiam, takut salah menjawab dan membuat tuan kecilnya merasa tidak puas.

"Tergantung, sebagian orang percaya reinkarnasi itu ada, namun sebagian juga menyatakan bahwa setelah kematian tidak akan ada lagi kehidupan."

Wana terdiam," aku harap reinkarnasi itu ada, aku mau request jadi Anak kandung Mommy di kehidupan selanjutnya," katanya.

"Baik sekarang maupun di kehidupan selanjutnya, Wana akan tetap menjadi Anak Mommy."

Suara tiba-tiba itu membuat Chris mundur selangkah, meminimalisir kehadirannya. Wana menoleh ke asal suara. Itu Mommy nya, menggunakan gaun putih membuatnya tampak seperti peri yang turun langsung ke bumi. Aura kelembutan seorang ibuynag menguar ketika wanita itu semakin dekat membuat Wana tanpa sadar menarik senyum kecil.

"Apakah obatmu sudah diminum?" tanya Joe. Wana menggeleng, menunjuk gelas susu yang baru saja tandas.

"Baru minum susu," katanya. Joe mendengus dengan tangan yang berkacak pinggang, padahal ia sudah menyiapkan susu hangat sedari tadi. Mata Joe melirik ke pojok ruangan, pada pria yang berdiri di sana tanpa bergerak ataupun bersuara.

"Bukan salah Om Chris, tadi Wana udah diingetin."

"Lalu mengapa baru diminum? bukankah Mommy sudah berpesan padamu jangan sampai susunya mendingin?" kata Joe.

Wana meringis pelan. Perihal susu yang mendingin saja menjadi masalah, tapi tidak apa, Wana senang akan afeksi yang diberikan Joe untuknya. Karena dengan Joe, Wana benar-benar dapat merasakan kasih sayang seorang ibu.

"Maaf, Wana agak mual tadi."

Perkataan Wana berhasil membuat Joe menyadari wajah anaknya tidak terlalu bagus, kulit nya tampak buruk dan tidak sehat, bibir Anak itu pun sedikit pucat. Joe mengerutkan dahinya, menarik sang Anak untuk duduk di sofa yang berada di belakangnya. Sementara wanita itu berjongkok untuk memeriksa sang Anak.

Pantas saja anaknya seharian ini tidak banyak bertingkah, tampaknya anaknya agak kurang sehat. Biasanya Wana tidak bisa hidup tenang tanpa membuat masalah. Joe menjadi khawatir, menangkup kedua pipi sang Anak, ia memperhatikan dengan jelas.

"Mommy, Wana gak papa, tadi gegara makan kebanyakan aja makanya mual." Joe tetap tidak percaya, wanita itu bangkit dan hendak melapor kepada sang suami sebelum pekikan Wana menghentikannya.

"Arghh!"

"Ada apaa?!"

Joe yang memang baru berbalik menuju pintu itu sontak panik dan berlari mendekati sang Anak, begitu pulang dengan Chris yang berada di ujung ruangan. Pria itu bahkan sampai melompati satu meja untuk sampai di hadapan Wana dengan cepat.

"Apa? Apa yang terjadi?" tanya Joe panik, ia mencoba memeriksa sang Anak namun Wana menghentikan. Anak itu menatap sang Mommy dengan wajah serius.

"Mommy, aku gak morning sickness kan??"

Joe sweetdroppp!

Chris Speechless

_______

Aldrewana H.L [End]Where stories live. Discover now