Bab 12

498 33 2
                                    

Andin tengah mengganti pakaiannya dengan gaun yang ia peroleh dari butik beberapa saat lalu. Malam ini dia diberitahu akan menemani suaminya pergi ke sebuah pesta rekan bisnisnya.

Andin nampak gugup. Bahkan setelah dia siap keluar, wanita cantik itu bergerak gelisah ke kiri dan ke kanan. Kiki yang melihat nona mudanya seperti itu sudah memberi nasehat lembut agar tidak perlu takut dan supaya bersikap natural saja. Namun sepertinya sarannya itu tak berguna sama sekali meredakan gugup sang majikan.

"Aku takut membuatnya malu, itu saja. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku datang ke pesta keluarga berpengaruh seperti yang sudah kau beritahukan. Bagaimana nanti kalau aku membuat kesalahan yang akhirnya berimbas membuat nama suamiku tercemar?" ujar Andin duduk kembali di depan meja rias. Berbanding terbalik dengan make-up natural yang membuat kecantikannya bertambah, raut wajahnya menunjukkan kecemasan berlebih yang tak biasa.

"Anda tidak akan, saya yakin. Lagi pula, kekhawatiran Anda ini tak perlu, Nona Muda. Sebenarnya, selama ini, tepatnya, setelah tuan muda mengalami kecelakaan, sudah hal biasa bagi tuan muda apabila beliau di hina dan di olok-olok oleh orang lain bahkan dari kerabat beliau pun tak jauh berbeda. Itu sebabnya, tak peduli bagaimana sikap Anda nanti, Anda harus bersiap untuk kemungkinan terburuk jadi bahan olokan mereka juga. Tapi Anda tak perlu cemas, anggap saja ini sebagai resiko karena telah resmi menjadi pasangan dari tuan."

Andin yang ingin mengatakan sesuatu jadi batal begitu ketukan di pintu didengarnya. Rupanya, mereka sudah harus pergi sekarang.

Pengantin Pengganti (On-Going) Where stories live. Discover now