BANTUAN UNTUK MELUPAKAN

206 19 0
                                    

Spoiler bab premium

🍇🍇🍇

"Jangan pura-pura tidur, aku tahu kau sudah bangun."


Andin menghentikan aksinya mengubur diri di dalam selimut. Tepat saat dia baru saja bangun tidur, di sampingnya sudah berbaring pula Al dengan tampang acuh tak acuhnya. 


"Selamat pagi," Sapanya gugup dan agak takut-takut. 



Sambil menopang kepala dengan tangannya, Al merespon balik, "Apa tidak ada yang mau kau katakan padaku selain selamat pagi, Nona Andini?"



Andin menjernihkan pikirannya sendiri. Apapun yang terjadi, dia tidak punya kesempatan untuk lari. Maka dari itu, dia hanya bisa maju untuk menjelaskan semuanya. Namun sebelum itu, dia perlu membersihkan diri dulu. 


"S-saya... Bisakah saya mandi dulu sebelum kita berbicara lagi?" ujar Andin dengan tatapannya mengiba. 

***


Al menyeruput kopinya dengan cara yang terlihat anggun. Sedang Andin mengawasi pria itu dengan tatapan kagum.


"Kenapa kau hanya diam saja? Tidak suka dengan camilan yang dihidangkan oleh pelayan?" Suara Al yang dalam terdengar mengalun.


"Tidak, tidak. Saya suka." sanggah Andin seraya mengambil kue basah di atas piring dan memakannya sedikit demi sedikit. 


Di bawah tatapan Al, Andin tidak berani tidak menuruti perintah pria itu.


Andin terpesona dengan hiruk pikuk mansion yang baru pertama kali ini dia lihat. Setelah Al tidak menutup-nutupi dirinya lagi, entah mengapa lingkungan sekitar jadi jauh lebih hidup. Dia masih belum percaya kalau rumah mewah yang awalnya dirasa kosong dan sepi akan tampak semeriah ini.


"Jadi, beberapa minggu ini setelah saya datang apakah Anda yang menyuruh para pelayan bersembunyi?" Andin menyuarakan pikirannya yang terlintas begitu saja.


"Aku hanya tidak mau banyak orang tahu tentang dirimu. Semakin sedikit para pelayanku tahu sosokmu, kau pun tidak akan punya kesempatan untuk berinteraksi dengan mereka." 


"Mengapa Anda tidak menyukai para pelayan dekat dengan saya?" tanya Andin penasaran.


Al menarik sudut mulutnya membentuk senyuman, "Nona Andini, kalau kau lupa akan kesepakatan pernikahan diantara kita, aku akan dengan senang hati mengingatkannya lagi padamu. Pernikahan ini dilandasi kesepakatan kita bersama. Aku dapat memberikan keluargamu bantuan dalam hal materi dan kau membantuku melahirkan seorang pewaris untukku. Sesederhana itu. Apa kau mengerti sekarang?"


Andin bergeming di tempatnya duduk. Baru ingat kalau sedari awal pernikahan diantara mereka bukan benar-benar berasal dari saling jatuh cinta. Mungkin, diantara mereka kata cinta tidak cocok untuk dikaitkan satu sama lain.


"Jadi bagaimana kalau saya gagal melahirkan pewaris yang Anda inginkan?" 


Pengantin Pengganti (On-Going) Where stories live. Discover now