MEMBUAT ANAK?

266 14 0
                                    

🍇🍇🍇

.
.
.

"Apakah dia juga cacat sampai-sampai kau yang harus mengenalkan dirinya? Jangan bilang kalau dia itu bisu?" Mario bertanya sarkas saat pandangannya melihat Andin.

Kata juga yang dikatakan oleh Mario membuat Andin marah. Sedangkan Al menunjukkan sikap tenang seolah hinaan sepupunya tak ada arti baginya.

"Sayang, bisakah kau tinggalkan kami berdua dulu? Aku akan menyusulmu ke kamar kita kalau urusanku sudah selesai."

Saat Al mengatakan ini, tangannya terangkat untuk menyentuh tangan Andin pada bahunya dengan lembut. Seolah dia memang sengaja menunjukkan keintiman mereka pada Mario.

Dan Andin yang mengerti isyarat tak langsung itu, lantas menundukkan kepalanya, lalu meninggalkan ciuman di kening Alano sebelum dia pergi dari sana meninggalkan pria itu berdua saja dengan kerabatnya.

Andin yang berjalan melewati sisi samping Mario tersentak kaget saat tangannya disentuh pria itu dengan sikap tak sopan.

Dengan senyum penuh maksud, Mario memiringkan kepalanya dan mencium tangannya yang tadi digunakannya untuk menyentuh Andin.

.
.

Terburu-buru Andin melangkahkan kakinya menjauh dari tempat itu. Ia pergi ke kamar, mengunci diri di sana seorang diri. Tangan yang telah disentuh oleh Mario dibasuhnya di wastafel kamar mandi sampai kulit tangannya menjadi merah.

"Dia pasti pria gila! Bisa-bisanya dia menggoda istri dari sepupunya sendiri!" Andin merutuk penuh kemarahan pada Mario.

.
.
.

"Kenapa kau bisa di sini?" tanya Andin kelihatan bingung.

"Kenapa aku tidak bisa berada di sini? Ini rumahku, jadi bebas saja kemana aku mau pergi." Jawaban khas Alano yang dingin terdengar.

Andin mengerjap-ngerjapkan matanya. Sepertinya ada sesuatu yang salah dengan bagaimana dekatnya wajah tampan pria ini sekarang.

"Karena kau tampaknya tidak akan tidur lagi, bagaimana kalau kita lanjutkan saja membuat anak?" Goda pria itu dengan seringai licik tapi tampan. Ya Tuhan, pria ini benar-benar ahli menggoda seorang wanita menggunakan ketampanannya!

Andin tertegun, merasa malu dengan kalimat vulgarnya. Meski mereka sudah sering tidur bersama, tetap saja dia belum terbiasa. Lagipula, hal-hal intim seperti itu mana bisa dibiasakan?

.
.
.

Ia dikejutkan dengan banyaknya kissmark yang ditinggalkan oleh Alano tadi malam.

"Sejak kapan dia suka meninggalkan tanda begini?" tanya Andin terheran-heran.

😚

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

😚

Pengantin Pengganti (On-Going) Where stories live. Discover now