KEPULANGAN PERTAMA MEREKA

186 13 2
                                    

Entah perasaannya atau bukan, sikap Alano padanya tidak lagi sedingin sebelumnya. Pria itu akan menemaninya makan di setiap kesempatan apabila dia tidak memiliki pekerjaan. Dan malam-malam bergairah mereka pun tidak berkurang sedikit pun. Andin menyadari perubahan ini setelah banyaknya hubungan intim ia habiskan bersama pria itu.

Di siang hari, Alano mengajak Andin pergi ke rumah kaca. Selain menikmati botani di sana, mereka berdua juga ngeteh bersama, ditemani beberapa camilan manis dan kue yang disukai Andin.

"Kapan rencananya kau akan pergi pulang ke rumah?"

Di sela-sela mereka sedang mengobrol, Alano menanyakan hal ini. Sejak pernikahan mereka, Andin telah dinantikan kepulangannya oleh ibu tiri dan kakak perempuannya. Permintaan agar Andin pulang dulu terus meningkat dan itu sampai mengganggu kinerja Nakula yang notabene adalah kaki kanan Alano.

Andin mengelap mulutnya menggunakan serbet berbahan lembut sebelum kemudian menjawab dengan nada ringan, "Kalau Anda mengizinkan, kapan pun saya bersedia berangkat."

"Kau tentukan saja waktunya. Kalau kau sudah menentukan kapan waktunya kau pulang, beritahukan padaku." ujar Alano seraya menyeruput tehnya dengan postur elegan.

Ketampanan pria itu tak pernah gagal membuat Andin terpesona. Bahkan meski dia sudah cukup sering melihat penampilan suaminya, dia masih belum terbiasa dengan wajah memukaunya setiap kali mereka beradu pandangan. Apalagi jika dia mengingat saat-saat keintiman mereka, mata yang bersinar terang dan tajam itu akan diselimuti gairah dan nafsu yang membara.

Setiap kali dia melihat mata bernafsu yang diselubungi kabut, dia terjebak di sana dan rasanya ingin terus memeluk pria itu dan tak pernah melepaskan pegangannya. Dan keinginan tak masuk akal pun mulai terbentuk dalam dirinya. Dia ingin, untuk selama-lamanya, hanya dia seorang yang mendapat pandangan seperti itu dari Alano.

"Kenapa Anda menanyakan masalah ini?" tanya Andin tak mengerti.

Suara ketukan datang dari jari jemari Al saat pria itu mengetuk pinggir meja.

"Aku berencana akan ikut." jawabnya membuat Andin membelalakkan mata akibat terkejut.

"Anda akan ikut?"

"Anda akan ikut?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

😘

Pengantin Pengganti (On-Going) Where stories live. Discover now