SISINYA YANG LAIN

47 6 0
                                    

"Al... dia, tubuhnya panas. Dia demam."

"Saya tahu. Anda tidak perlu khawatir. Saya yang akan menanganinya dari sini. Anda bisa kembali ke kamar Anda dan membersihkan diri. Saya telah menginstruksikan pelayan pribadi Anda agar membantu Anda."

Andin menggelengkan kepalanya menolak. "Aku ingin menemaninya,"

"Anda bisa melakukannya setelah Anda membersihkan diri dan terlihat pantas untuk dilihat banyak orang." kata Nakula memberi alasan dengan wajah datarnya yang khas.

Wajah cantik itu segera merona malu mendengar komentarnya. Memang, dia untuk saat ini terlihat tidak pantas dilihat oleh banyak orang. Dengan penampilan yang acak-acakan, dan bau sex kental mengelilinginya membuat orang lain langsung tahu tentang apa yang dialaminya tadi malam.

"Kalau begitu, aku akan pergi." ujar Andin setuju.

Nakula mengangguk dan berterima kasih.

"Kenapa berterima kasih padaku?" tanyanya kebingungan.

"Karena tuan muda saya tidak melewati malam yang dianggapnya mimpi buruk... sendirian. Saya permisi."

Setelah meninggalkan kalimat ambigu itu, ia pun berjalan masuk, meninggalkan Andin yang mematung di tempat.

.
.
.

Pengantin Pengganti (On-Going) Where stories live. Discover now