PERINTAH GILA

154 12 1
                                    

🍇🍇🍇


Seolah tidak menyadari kegugupan Andin, Al malah sengaja ...., memberikan ..... di sepanjang punggung telanjangnya, pada tengkuk,  ataupun pada ... yang bergetar ringan milik wanita dalam pelukannya.


"S-Saya sudah selesai. Bisakah saya pergi dulu?" 


Di tengah rasa geli dan perasaan menggelitik dalam perutnya, Andin memberanikan diri bertanya.


"Baru saja berendam tapi kau sudah mau bangun? Kenapa? Kau takut aku mengapa-apakan dirimu?" bisik pria itu tepat di telinga Andin.


.
.
.

Setelah ditinggal berdua dengan Widuri, datang dari pintu samping Emilia berjalan menuju ke tengah-tengah mereka. Wanita cantik itu mengambil duduk di samping ibunya dan dengan pandangan menghina melirik ke arah Andin. 


"Meskipun cacat dan buta, dia tidak buruk juga." katanya tiba-tiba. 


"Ya?"


"Ah, calon suamiku yang sekarang menjadi pasanganmu. Dia sangat tampan sekali. Andai dia tidak cacat dan sakit-sakitan, aku pasti tak akan menolak untuk menjadi istrinya... Bagaimana malam pertama kalian? Apa itu menyenangkan? Bagaimana dengan servisnya di ranjang? Dia buruk atau terampil? Tapi, ngomong-ngomong, aku mendengar gosip kalau kecelakaan itu juga berpengaruh pada fungsi seksualitasnya. Itu tidak benar kan?"


Berbagai pertanyaan tak senonoh itu diucapkan Emilia pada Andin. 


Andin merasa malu luar biasa. Perasaan yang dirasakannya sekarang berbeda sekali dengan saat Alano mengatakan hal-hal vulgar seperti yang diucapkan Emilia barusan. Jika itu Alano, dia hanya merasa malu dan tidak merasa direndahkan. Namun entah mengapa, saat Emilia yang mengatakan kalimat-kalimat kotor itu, dia merasa harga dirinya diinjak-injak. 



Melihat reaksi Andin, Emilia mendengus prihatin. Salah mengira kalau kehidupan sex mereka tidak semulus yang dibayangkannya. 


"Yah, memangnya apa yang mau diharapkan dari pria cacat sepertinya itu?" batinnya tertawa mengejek. 


.
.
.

Emilia menyisir dengan lembut, penuh perhatian rambut Andin yang kini menunjukkan ekspresi ketakutan. 


"Jadi kau harus berusaha lebih keras lagi, hum? Kau harus bisa memastikan dalam minggu ini untuk bisa hamil."


"Itu bukan sesuatu yang bisa kulakukan sesuai keinginanku," cicit Andin lemah dengan suara serak. 


Pengantin Pengganti (On-Going) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora