Dua Puluh

348 38 1
                                    

Happy reading ✨

Jam menunjukkan pukul 5:15 dan danira sudah sibuk berkutat dengan peralatan dapur sepulang dari rumah Vano kemarin danira meminta Vano mengantarnya ke supermarket terlebih dahulu sebelum pulang

Dengan alasan akan membawakan bekal untuk Vano dihari Senin ini makan Vano dengan senang hati menemaninya berbelanja kemarin

Danira memasak nasi goreng dengan campuran telur dan juga sosis ia menyiapkan 3 kotak bekal berukuran agak besar untuk disi karena ia juga harus membawakan teman-temanya yang lain jika ia hanya membawakan Vano maka Sera akan marah habis-habisan padanya lalu jika membawakan Sera kedua sahabatnya yang lain juga pasti merasa cemburu

Dan jika danira membawa hanya untuk ke 4 orang itu lalu bagaimana dengan nasib ketiga sahabat Vano? Alhasil danira harus adil dengan membawa 3 kota bekal lumayan besar untuk mereka ber8

1 kotak nasi goreng spesial untuk Vano dan 2 lagi untuk teman-temannya.tepat pukul 6:25 danira sudah siap dengan seragam dan paperbag berisikan bekal yang ia buat

"Mamy"

"Hm?" Nara menoleh melihat kearah putrinya yang baru saja turun dari tangga

"Danira berangkat dulu ya"

"Tidak sarapan? Nasi gorengnya enak Lo" tanya Nathan danira memang sengaja membuat nasi goreng dengan porsi banyak agar orang tuanya juga bisa menikmati masakannya

"Danira udah kenyang papi kan danira yang masak nasi gorengnya" ujar Danira memang benar jika kita yang memasak sebelum memakannya pasti sudah merasa kenyang terlebih dahulu

"Baiklah hati-hati dijalan ya"

"Dijemput Vano kan?" Tanya Nara

"Maybe" jawab danira ragu Vano belum menghubungi sendari pagi "yaudah danira pamit dulu ya" pamit danira setelahnya ia mengecup pipi kedua orangtuanya bergantian "dadah"

"Kalo ngak sama Vano minta dianter pak Arif sayang" teriak Nara pada danira yang sudah berlalu

"Iya mi"

"Jangan lupa kotak bekalnya bawa pulang jangan dihilangkan" seru Nara memperingati peringata ibu yang lebih khawatir dengan barang dapur daripada anaknya Nathan hanya geleng-geleng melihat kelakuan istrinya

"Ngak janji"

Danira membuka pintu utama rumahnya alangkah kagetnya ketika pintu terbuka ada Vano yang juga sedang ingin membuka pintu

"Astaghfirullah vanoo kaget tau"

"Morning" tanpa merasa bersalah Vano malah cekikikan melihat wajah kaget gadisnya itu

"Bawa apa honey?"

"Bekal kamu"

"Sebanyak itu?"

"Buat yang lain juga Vano"

"Tidak khusus?"

"Engak hanya spesial "

Mereka berbicara sambil berjalan ke arah mobil Vano yang ada didepan gerbang setelah sampai Vano membukakan pintu untuk danira dan meletakan telapak tangannya diatas kepala danira ketika danira mulai masuk dan duduk

"Kemarin kamu bilang hanya untuk ku honey sekarang untuk semuanya?" Setelah menutup pintu mobil Vano mendekatkan wajahnya pada danira

"Ya aku tau tapi aku berubah fikiran"

Vano memberengut "cepet masuk Vano nanti telat" danira mendorong muka Vano dengan telapak tangannya dengan setengah kesal akhirnya Vano memutari mobil untuk masuk dibagian kemudi

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang