Dua puluh tuju

273 35 4
                                    

Happy reading ✨

"Hiks" kavia terus meraung-raung menangis didekapan danira

Danira sudah sampai rumah sejak 10 menit yang lalu bersama Vano dan alakah kagetnya ia ketika melihat kavia dengan penampilan berantakan danira tak sempat bertanya apa yang sebenarnya terjadi karena kavia lebih dulu menarjangnya dan menangis

"Sebenarnya ada apa?" Entah sudah berapa kali danira bertanya walau rasanya badannya juga tak nyaman tapi ia tetap menemani kavia dan mencoba menengkanya

Sedangkan Vano duduk disebelah danira sambil sesekali mengelus punggung danira ia tau danira sedang menahan rasa tak enak bada badannya tapi juga tak mungkin meninggalkan kavia sendiri

Selang beberapa saat Luna dan Sera juga datang mereka menatap khawatir pada kavia lalu ikut berpelukan sambil berlutut didepan shofa, Vano yang melihat itu berdecak kesal karena danira terhimpit

"Lepas" suara dingin Vano mengintrupsi seketika mereka berempat melepas pelukannya dan memandang cengo ke arah Vano, dipandang seperti itu Vano hanya memutar bola matanya malas lalu kembali memainkan hp ditangannya setalah memastikan danira sudah duduk dengan baik

"Udah ngak usah nangis lagi Vi" akhirnya danira membuka suara

"Iya jangan bodoh dong udah tau Lo Dodol malah nagisin cowok brengsek bodohnya tololnya katro- awshh" Luna meringis kala Sera mendorong dahinya kuat

"Lo itu tau kalo temen Lo lagi potek malah Lo kata-kata in Lo tau ngak yang keliatan tolol" maki Sera pada Luna

"Yaudah lah kan gue ngomong jujur"

"Kalian jangan malah manas-manasin ini gimana via bisa diem kalo kalian nyerocos trus" danira yang mulai merasa jengah akhirnya ikut menimpali

"Tapi dari awal gue emang udah curiga sih bukan maksud gue apa-apa ya Vi tapi gue udah sering liat Kevin boncegin cewek" aku Luna yang langsung mendapat toyoran dari Sera

'' iya Luna bodoh gue juga liat tapi ngak Lo omongin juga kali"

"Ya udah terlanjur"

"Ya Lo tolot" ucapan danira dan Sera bersamaan seketika Vano memandang tak suka kearah danira kerena ucapannya

"Maaf sayang kelepasan hehehehe"

"Plisss Ra temen Lo lagi potek malah bucin"

"Buset ni anak malah tidur" mereka melihat kearah kavia yang di tunjuk Luna benar saja via dengan nyaman tidur diperlukan danira padalah sendari tadi teman-temannya memberinya nasihat tapi lihatlah dengan polosnya ia malah tertidur dengan nyenyak

"Jadi gue ngomong sia-sia dong gilaaaa" ucap Luna sambil geleng-geleng

"Udah lah biaran" jawab Sera beranjak dari duduknya dan duduk di sofa yang ada disebelah kanan meja

"Vano kamu bisa tolong pindahin kavia ke kamar tamu ngak?" Tanya danira hati-hati Vano yang mendengarnya segera beranjak dari duduknya namun bukanya mengangkat kavia Vano malah berlalu keluar dari ruang utama rumah danira

"Mau kemana tu orang?" Tanya Luna

Danira dan Sera hanya mengedikan bahu seolah menjawab tak tau " ngak kita anteri pulang aja vianya Ra dia keliatan berantakan banget Lo" saran Sera yang langsung dapat gelengan penolakan dari danira

"Jangan kalian tau kan Lao lagi kacau via ngak mau pulang soalnya ngak mau bunda khawatir mending dia disini aja sampai mendingan" benar kavia memang selalu seperti itu sendari kecil setiap memiliki masalah apapun ia akan langsung berlari kerumah danira dan tak mau pulang jika masalahnya belum selesai atau danira belum membujuknya dibujuk pun juga susah

Journey Of LoveWhere stories live. Discover now