dua puluh enam

277 32 2
                                    

Happy reading ✨❤️‍🔥

"Bagaimana reaksinya?" Seorang baya dengan seputung rokok yang diapit ditengah kedua jarinya itu bertanya congkak pada sang lawan bicara

"Sepertinya dia menangis" jawab sang lawan bicara baru saja dia datang dari negara lain dan langsung menghadap sang tuan untuk melapor keadaan ya ia pantau

"Tidak masalah biarkan saja semua berjalan" asap rokoknya kembali mengepul keudara

"Selanjutnya apa yang harus saya lakukan tuan?"

"Siapkan acara penyambutan akhir tahun sekaligus pertunangan mereka dengan meriah mulai sekarang" jawab sang tuan ia tak akan membiarkan acaranya tidak sempurna

"Tapi sang gadis belum mengutarakan permintaan atau persyaratan apapun tuan"

Brak

Meja didepannya digebrak keras
"Persyaratan apa yang kau maksud"

"Maaf tuan biasanya seorang gadis akan meminta sesuatu untuk mau menerima perjodohan apalagi pihak pria sudah setuju dan tak meminta syarat apapun"

"Saya tidak perduli kosongkan semua hotel berbintang disemua negara untuk awal tahun nanti dan turuti semua permintaan dan persyaratan yang diminta gadis itu"

Mengangguk patuh akhirnya ia pergi meninggalkan ruangan tuanya untuk segera mengerus apa yang telah dititahkan

"Kau akan segera jadi milikku honey" seringaiannya muncul bersamaan kepulan asap rokok yang ia konsumsi

___***___

Vano baru saja turun dari mobil Minggu pagi ini ia sudah punya janji untuk menghabiskan waktu bersama danira,
Segera melangkah masuk ia menekan bell rumah danira

Dua kali tekan pintu itu terbuka wanita paruh baya berpakaian pelayan itu segera mempersilahkannya masuk

"Silahkan tuan muda nona sudah menunggu diruang utama"

"Hm" sahut Vano singkat segara melewati pelayan tersebut dengan wajah datarnya

Ia melihat danira sedang duduk menunggu sambil memejamkan matanya bersandar dipingiran sofa, Vano datang menghampiri dan duduk disebelah danira membangunkannya pelan dengan membelai lembut pipi danira

"Engh" danira mengeluh pelan merasakan elusan lembut itu

"Kenapa?" Tanya Vano heran tak bisanya gadisnya terlihat sangat mengantuk dan kelelahan "sakit?" Tangan Vano bergerang menyentuh dahi danira

Danira mengeleng sambil membenarkan posisi duduknya "maraton drama?" Tanya Vano lagi

"Engak kok cuma ngatuk sedikit" elak danira tak ingin Vano khawatir dan bertanya lebih

"Kalo kamu ngantuk atau lelah kita istirahat aja dirumah kita bisa jalan kapan-kapan lagi" saran Vano danira segera mengeleng ribut untuk menolak

"Engak jangan hari ini aja" jujur saja danira khawatir ini sudah hampir akhir tahun dan awal tahun nanti ah... Ia tak sanggup mengintnya ia khawatir setelah acara awal tahun nanti ia tak bisa lagi bertemu dengan Vano jadi lebih baik jika ada waktu untuk bersama tak ditunda-tunda

Sudah cukup ia tak bisa tidur selama beberapa hari terakhir karena memikirkan masalah ini dan bagaimana membicarakannya dengan Vano danira akan segera menceritakannya apapun Yang terjadi nanti setidaknya ia sudah bicara dengan jujur.

Journey Of LoveWhere stories live. Discover now