Tiga Puluh Empat

310 33 3
                                    

Hai readers maaf bagat kalu upnya lama.

ADA YANG SETUJU KALO NAMA-NAMA CAST DALAM CERITA INI DIGANTI DENGAN NAMA ASLI VISUALISASINYA?

Soalnya semakin kesini aku merasa feel-nya semakin ngak dapet

APA KALIAN MERASAKAN HAL YANG SAMA?

maka dari itu aku berfikir untuk merevisi ulang dengan mengubah semua nama castnya ada yang setuju?

























































































Happy reading ✨

Enghhh enghh

Vano sedikit terganggu ketika beberapa kali mendengar suara lenguhan, kasur yang ia tempati juga Sering kali bergerak tak beraturan matanya menyipit ketika menyadari gadis yang ia peluk sendari tadi menghilang dari posisi

Danira yang bergerak gelisah kesana kemari karena merasakan perutnya yang amat sangat sakit seperti mendidik

"Hiks hiks" isaknya ketika sudah tak tahan lagi dengan apa yang ia rasakan

"Honey honey" Vano bergerak panik ketika mendengar Itu ia segera bangun dan menyalakan lampu disamping tempat tidurnya untuk melihat keadaan danira

"Ada apa hm? Kenapa?" Ujarnya khawatir sambil membalik posisi danira yang semula meringkuk sambil memegangi perut kearahnya "ada yang sakit?"

"Vanoo perut aku sakit banget hiks" adunya jujurnya ini adalah rasa sakit terhebat yang pernah ia rasakan

"Sini dulu" ujar Vano sambil memperbaiki posisi danira menjadi setengah tiduran dan bersandar pada bahunya tangannya bergerak mengelus perut rata itu dengan beraturan

"Sakit banget vanoo hiks" adunya lagi Vano Hanya mengangguk mengerti sambil mengecup pucuk kepala danira Dengan tangannya yang masih setia mengelus perut rata itu

"Tenang hm sebentar lagi sembuh"

"Tapi ini sa- hmppmm" buru-buru danira membengkak mulutnya saat sesuatu rasanya akan keluar dari sana ia secara tergesa turun dari ranjang dan langsung masuk ke kamar mandi "honey?"

"Huek"  Vano segera menyusul danira masuk ke kamar mandi, membantunya dengan cara memijit tengkuk danira secara beraturan

"Vano kepalaku pusing, perut aku juga sakit" keluhnya lagi tangannya bertopang pada wastafel untuk menyangga tubuhnya yang lemas

"Muntahnya udah?" Tanya Vano lalu mendapat jawaban berupa anggukan dari danira

Vano membersihkan bekas muntahan danira dengan telaten dari menyiram muntahan yang ada diwastafel sampai menyeka mulut dan baju danira yang sedikit kena

"Pusing banget" setelah dirasa semua bersih Vano segara mengendong danira keluar kamar mandi dan merebahkannya kembali diatas kasur

"Aku minta air hangat ke madam sebentar oke?" Danira hanya mengangguk lalu Vano keluar dari sana menunggu beberapa saat akhirnya vano kembali  dengan membawa nampan yang berisi air lemon dan obat pereda nyeri

Vano duduk sambil mengulurkan segelas air lemon pada danira "ini minum dulu" Vano membantu danira untuk meminum air lemon yang ia bawa lalu ia ikut bergabung naik keatas kasur dan kembali memeluk danira

Journey Of LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora