Tiga Puluh Tuju

381 44 2
                                    

Happy Reading ✨


" shhh" danira terbangun rasanya tubuhnya sakit semua, semuanya terutama kepalanya yang nyeri, dan juga pipinya yang rasanya seperti sedikit lebih tebal

"Sayang?" Ia menoleh tersenyum simpul mengetahui ada Vano disana sebelum pandanganya berubah memutari ruangan putih berbau obat yang ia tempati sekarang

"Aku dimana?"

"Dirumah sakit" jawab Vano sambil mengecup punggung tangan danira, saat danira memfokuskan lagi pandanganya ternyata ia sudah dikerumuni banyak orang dari papi maminya sampai Tante Vano juga ada

"Apa yang sakit?" Danira mengeleng atas pertanyaan Vano tersebut

"Tapi kepalaku pusing" akunya sedikit mengeluh

"Yaudah istirahat dulu ya nanti sembuh" danira mengangguk lemah atas perkataan Vano rasanya lemas untuk sekedar menyapa orang-orang yang ada. maka dari itu ia hanya menampilkan senyum agar keluarganya tak terlalu khawatir

Lalu siapa yang akan percaya dengan senyuman itu melihat kondisi memperihatinkan seorang yang mereka sayangi, kedua pipi danira memerah dan membengkak bahkan sudut bibirnya robek ada lembam juga disekitar pelipis entar tadi dibenturkan atau bagaimana lalu dahinya juga berdarah bahkan tubuhnya terkulai lemas diatas brangkar, hati mereka semua seolah teriris padahal tadi pagi danira masih tertawa dan tersenyum gembira ketika sarapan dan mengambil seragam dirumah

Selain itu ia juga sempat mampir kerumah mommy dan daddynya untuk menyapa grandpa dan bilang akan menemuinya disekolah nanti tapi lihatlah sekarang bukan danira yang menemui praditya namun ia yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan

Untungnya seng pelaku belum sempat kabur dan segera dieksekusi tepat setelah kejadian, bahkan praditya tak tanggung-tanggung ketika memberi balasan atas perbuatan mereka pada cucu kesayangannya.

"Vano ren-" ingat sesuatu danira pun langsung ingin menanyakannya kalo dia ditemukan oleh Vano dan grandpanya sudah dipastikan mereka juga melihat Rena dan teman-temannya lalu bagaimana nasib para gadis itu mengingat kekuasaan yang dimiliki keluarga Vano tak dapat dibandingkan dengan siapapun tak mungkin jika hanya di skorsing atau di dropout

"Istirahat saja oke kita bicarakan nanti" Vano menyela cepat pertanyaan danira ia terlalu jijik mendengar nama itu disebut. akhirnya danira mengangguk dan memejamkan matanya kembali.

(⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)

"Ini danira kemana ya lama banget perasaan" gerutu Sera saat sudah hampir 20 menit ia menunggu danira kembali dari kamar mandi

"Susulin aja kali ya?" Usul Luna "tadi dia minta disusul kan kalo kelamaan?" Sambungnya

"Yaudah lah ayok lagian gue khawatir diakan lagi sakit"

"Lo mau ikut ngak Vi?" Tanya Luna pada kavia yang masih sibuk dengan game onlinenya

"Kemana?"

"Nyusulin danira"

"Emang danir-"

"NGAK USAH BANYAK NANYA KALO MAU IKU AYOO BAWEL BAGET PERASAAN" semprot Luna pada kavia

"Ngapain sih marah-marah lun liat tu sekelas ngeliatin Lo" Sera mencabik kesal melihat kelakuan temannya itu

"Gue ngak tau tapi perasaan gue ngak enak" ujar Luna

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang