Empat Puluh

606 49 2
                                    

Happy Reading ✨


Akhirnya pesta pertunangan Tiba walaupun banyak kontroversi yang terjadi karena keadaan danira yang memburuk lagi, tapi akhirnya pertunangan ini tatap dilangsungkan karena danira yang kekeh dengan keputusannya membuat semua mau tak mau harus menurutinya

Padahal di hari sebelumnya kondisinya sudah membaik tapi entah mengapa semalam suhu tubuh danira naik lagi dan itu seketika membuat semua orang khawatir

Entah perasaannya saja atau mungkin iya tapi menurut vano setelah kejadian disekolah itu kondisi kesehatan danira selalu naik turun sampai ia harus terus memastikan sendiri kondisi gadisnya itu setiap hari

Maka dari itulah Vano berada Disni sekarang diruang rias danira untuk persiapan acara. sebenarnya Vano sudah dilarang datang tapi ia kabur dan bersembunyi lalu menerobos masuk keruangan ini, beruntungnya tidak ada Rengganis ataupun Nara didalam jadi ia bisa masuk dengan mudah

"Tamunya udah Dateng semua ya" tanya danira pada Vano yang hanya diam menatapnya dari samping

"Vano? VANO"

"Sayang kenapa teriak pelan saja"

"Ya kamu ditanya ngak jawab"

"Kamu tanya apa?"

"Tamunya udah hadir semua?"

"Sudah"

Tentu saja sudah karena mereka tak perlu menunggu tamu yang diundang jam tuju dan datang jam sembilan karena semua tamu yang datang hanyalah keluarga dan kerabat terdekat. Danira yang meminta ia tak ingin pesta mewah cukup sederhana saja karena baru pertunangan itulah yang ia katakan

Tapi walupun begitu ruang pesta sekarang tetaplah mewah dan ramai, pesta yang digelar secara outdoor dikediaman praditya ini sungguh dipersiapkan dengan sesungguh-sungguhnya walaupun dalam waktu yang lumayan singkat.

"Danira belum turun?" Rengganis menghampiri Nara yang sedang berbicara dengan beberapa temannya

"Belum! Biar aku panggil"

"Oh yaudah sekalian aku panggil Vano juga" mereka pun pergi menaiki tangga bersama untuk memangil anak mereka Nara berhenti sebentar untuk menunggu Rengganis yang sedang masuk ke kamar Vano sebelum ia pergi kekamar danira

"Tidak ada!" Ujar Rengganis saat bertemu dengan Nara didepan pintu

"Anak itu sepertinya aku tau kemana dia pergi" ujar Rengganis mengebu-gebu sambil berjalan tergesa-gesa mendahuluin Nara

"Vanooooo" teriaknya saat menemukan Vano yang sedang duduk dishofa sedangkan danira tengah berdiri merapikan gaunya dengan dibantu beberapa orang yang ada disana

"Kanpa teriak-teriak sih mom?" Keluh Vano karena merasa terganggu

"Kamu itu kan sudah mommy bilangin jangan ketemu danira dulu malah kesini sekarang ayo keluar biar mami nara yang mengurus danira"

"Mana bisa? Keluar bersama saja"

"Tidak tidak bisa keluar sekarang atau ngak mom boleh ketemu sama danira nanti"

"Ngancan terus bisanya" Vano memutar bola matanya"awshh"

"Berani mendengus gitu didepan mom hah? Ayo cepet " Rengganis menarik telinga putra bungsunya itu lalu menariknya kaluar dari ruangan danira

"Santai dong santai sakit mom"

"Iya keluar dulu" Nara tersenyum melihat kearah sang putri yang sekarang tengah duduk didepan meja rias setelah ditata rambutnya

"Are you happy?" Tanyanya sambil menarik dagu danira lembut agar melihat kearahnya

"Mi" mata danira berkaca-kaca dengan cepat Nara memeluknya, putri kecilnya sebentar lagi akan hidup dengan orang lain, gadis kecilnya akan pergi dari rumah, gadis kecilnya sudah sangat besar, padahal rasanya baru kemarin dia menangis dan merengek minta mainan dan sekarang lihatlah

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang