7 || Rama siapa, Ta?

986 94 8
                                    

Jangan lupa spam komen dan bintang nya💕

♥︎ Happy reading ♥︎


Saat ini Asya tengah menyuapi bubur untuk Arutala.

"Maafin gue ya Ca, lo jadi gak sekolah karna gue." Arutala menunduk sedikit karena ia merasa sangat bersalah pada Asya.

"Hust! Lo gak boleh ngomong begitu, gue juga udah izin kok," balas Asya tersenyum ramah pada Arutala.

tok tok tok

Arutala dan Asya langsung menoleh ke arah pintu saat mendengar suara ketukan pintu.

"Bentar ya Ta." Asya meletakkan mangkok bubur itu ke atas meja lalu berjalan ke arah pintu untuk melihat siapa yang mengetuk. Asya pikir itu mungkin ayahnya, karena ibunya sudah lebih dulu berangkat ke rumah sakit.

"Bagas?" Asya mengerutkan keningnya heran saat melihat sosok Bagas.

Bagas melirik ke dalam kamar Asya mencari sosok Arutala.

"Gue mau ketemu Tala," ucap Bagas agak berbisik.

"Buat apa!" ketus Asya.

"Buat nyemangatin dia," balas Bagas menyeringai.

"Awas aja lo bikin rusuh!" todong Asya memperingati Bagas. Yang Asya tau Bagas itu sangat cerewet, karena itulah ia agak takut jika kehadirannya malah membuat Arutala terganggu.

"Siapa Ca?" tanya Arutala sedikit berteriak karena Asya masih terus berdiri di depan pintu.

"Tuh kan, dia nyari gue itu," ujar Bagas percaya diri.

Sementara Asya hanya geleng-geleng kepala seraya mempersilahkan Bagas untuk masuk.

"Hai Ta."

Arutala mengerutkan keningnya heran saat melihat sosok Bagas. Apa yang laki-laki itu lakukan disini?

"Ah! Iya, mereka emang lumayan dekat di sekolah," batin Arutala mengangguk pelan.

"Lo gak sekolah?" tanya Arutala.

"Kata Ayah, gue gak usah sekolah dulu," balas Bagas menyeringai.

"Itu sih lo yang maksa pasti," ejek Asya yang kini sudah duduk kembali di samping Arutala dengan mangkok bubur di tangannya.

Sedangkan Bagas hanya bisa mendengus kesal. Di sekolah mungkin mereka terlihat akur, tetapi saat di luar sekolah dua sejoli itu lebih sering bertengkar.

"Kalian dekat banget kayaknya, sampai Bagas di bolehin masuk ke sini," ujar Arutala.

"Lo gak perlu cemburu Ta, gue sama Aca tuh udah kayak kakak-adik," ucap Bagas penuh percaya.

"Dih, berharap banget lo mau Tala cemburu." Asya menatap malas pada Bagas.

Sedangkan Arutala hanya tersenyum melihat tingkah keduanya.

"Gue aja yang suap Ca." Tanpa persetujuan Asya, Bagas sudah lebih dulu megambil mangkok itu.

"Aca aja Gas!" tolak Arutala.

Cerita Anggara 2; Semesta Di Bentala (TERBIT) ✓Where stories live. Discover now