9 || Hari ini saja

998 106 13
                                    

Jangan lupa spam komen dan bintang nya💕

♥︎ Happy reading ♥︎

"Shit! Ngapain gue disini?"

Bentala mengumpat memarahi dirinya sendiri saat ia tiba tepat di depan pintu Arutala. Entah ada apa dengannya? Ia sangat ingin memastikan jika Arutala baik-baik saja. Namun terkadang ia merasa bersalah, merasa bersalah pada kekasihnya di kehidupan sebelumnya. Karena ia benar-benar berpikir jika ia mulai jatuh terlalu dalam pada Arutala.

Huft! Bentala menghela napas kasar, lalu berbalik badan memutuskan untuk kembali ke rumahnya.

"Tala?" panggil seorang gadis yang tidak lain adalah Arutala.

Sontak Bentala kembali membalikkan badannya. "Ha-hai," sapanya kaku.

"Dia nangis?" tanya Bentala dalam hati.

"Lo ngapain kesini?" Arutala menatap heran pada Bentala.

"I-ini...."

Bentala menyodorkan sebuah bingkisan berisi kotak makan di tangannya.

Sedangkan Arutala hanya memandangi bingkisan itu, kemudian kembali menatap Bentala dengan tatapan penuh keheranan.

"Gu-gue gak sengaja beli dua, satunya buat lo aja," ujar Bentala gugup. Degup jantungnya semakin berdetak tak karuan, membuatnya semakin merasa tidak nyaman.

Arutala tersenyum simpul seraya mengambil bingkisan di tangan Bentala.

"Makasih Ta, kebetulan gue lapar lagi. Walaupun tadi udah makan di rumah Aca," ucapnya penuh bahagia.

"Aca?" Bentala mengerutkan keningnya heran.

"Hem," sahut Arutala pelan sambil mengangguk.

"Kalian berdua tadi gak sekolah, kenapa?" tanya Bentala. Ini pertama kalinya ia berbicara santai dengan gadis di depannya.

"Makanan lo mana?" tanya Arutala mengalihkan pembicaraan.

Bentala menunjuk ke motornya, dan benar saja, disana ada satu bingkisan yang sama tergantung di atas motor.

"Ke taman yuk!" ajak Arutala antusias. Sepertinya ia sudah melupakan tentang perlakuan Bentala beberapa hari lalu.

"Kenapa gak di rumah lo aja?" tanya Bentala.

Arutala menggeleng, "jangan! Di dalam gak ada siapa-siapa, nanti malah jadi fitnah."

Padahal kenyataannya ia justru takut jika orang tuanya tiba-tiba pulang. Karena pasti akan ada pertengkaran lagi, sedangkan ia tidak ingin ada yang tau masalah di rumahnya termasuk Bentala.

"Ayok!" Entah sadar atau tidak Bentala mengatakan itu. Kali ini saja, kali ini saja ia ingin memenuhi keinginan gadis di depannya itu.

Sedangkan Arutala tersenyum ria lalu, mengikutinya langkah kaki Bentala yang sudah balik badan ke motornya.

"Naik Ta!" pinta Bentala mengisyaratkan Arutala untuk segera naik ke motornya.

Arutala sedikit gugup, namun ia tetap naik. Ini pertama kalinya ia duduk di atas motor Bentala.

"Pegangan Ta, nanti jatuh." Bentala menarik dua tangan Arutala ke pinggangnya.

Shit! Detak jantungnya semakin berdetak tak karuan, hatinya terasa seperti sedang meronta-ronta di dalam sana.

"Apa gue minta tolong Bentala aja ya? Kira-kira dia mau gak ya?" batin Arutala yang tiba-tiba kepikiran akan meminta bantuan pada Bentala untuk mengajarinya naik motor.

Cerita Anggara 2; Semesta Di Bentala (TERBIT) ✓Where stories live. Discover now