18 || Kekacauan

1.1K 109 33
                                    

Maaf ya readers, aku belum bisa up banyak² karena kesibukan lain.
Mungkin lusa baru bisa up 2 bab lagi seperti sebelumnya.
(Di usahakan 3 bab)

~~Happy reading~~

Anggara tertegun diam menatap anak perempuan yang terbaring di sebelah keponakannya. Hatinya terasa sakit saat melihat wajah gadis itu, air matanya terus saja mengalir, seolah ada kesedihan mendalam di lubuk hatinya.

"Adek..." Anggara menyeka air matanya secara kasar, lalu tertawa kecil setelahnya.

"Gue jadi kangen adek gue," lanjutnya lirih.

Bukan Bagas, Anggara justru lebih memilih menghampiri Arutala, gadis yang beberapa hari lalu hanya ia liat melalui layar ponsel yang Bagas tunjukkan.

Tangannya tergerak untuk menyentuh tangan gadis itu, namun tak di sangkal sedikit pun olehnya.

"Kenapa hati gue sakit ngeliat anak ini?" Anggara duduk di kursi tepat di samping gadis itu.

Cklek

Saat mendengar suara pintu di buka, dengan gerakan cepat Anggara melepaskan tangannya yang sejak tadi menggenggam tangan Arutala. Bukannya apa, ia hanya takut jika Bintang dan Jayden berpikiran tidak-tidak tentangnya. Padahal, ia hanya merasa dekat pada gadis itu.

Bintang yang baru masuk langsung menghampiri putranya yang masih terbaring lemah di brankar. Bintang kembali menangis melihat kondisi putranya yang begitu memprihatinkan. Tak pernah ia bayangkan, putranya yang sering ia jahili itu akan mengalami hal seburuk ini.

Sementara Jayden yang berdiri di samping Bintang, mengangkat tangannya untuk mengusap punggung Bintang. Ia paham betul seperti apa suasana hati Bintang saat ini. Dari mereka bertiga, memang Bintang lah yang paling dekat dengan Bagaskara. Meski bukan anak kandung, Bintang tetap menyayangi Bagaskara Bahkan melebihi anak dirinya sendiri.

"Siapa pun lo, Lo harus bertanggung jawab atas apa yang lo perbuat ke keponakan gue."

Jayden mengeram dalam batinnya. Jika saja pengemudi mobil itu berhenti dan langsung bertanggung jawab, Jayden mungkin tidak akan semarah ini.

Bintang yang duduk di samping Bagas   terus saja menggenggam tangan putranya, sesekali ia mencium dan memeluk tangan putranya itu. Air matanya bahkan tak kunjung berhenti sejak tadi.

"Cepat sembuh ya, nak. Ayah gak kuat lita kamu begini." Kini tangannya naik untuk mengusap pipi putranya.

Lalu Anggara, ia masih senantiasa memandangi wajah Arutala. Kekhawatirannya terhadap Arutala, bahkan lebih besar dibanding kekhawatirannya terhadap Bagas.

Bintang menoleh sebentar ke arah Anggara, dapat ia lihat tubuh gadis yang kemarin bertemu dengannya, kini terbaring tak sadarkan diri di atas brankar.

Bintang mendongak menatap Jayden yang berdiri di sampingnya. "Lo udah hubungin orang tuanya bang?" tanyanya.

"Gue udah cek di hp anak itu, tapi anehnya gak ada nomor orang tuanya di sana," jelas Jayden.

Bintang menyeka air matanya seraya menghela napas kasar.

"Udah, lo gak perlu mikirin itu. Aldo udah nyusulin orang tuanya di rumah anak itu. Kebetulan Aldo tau rumahnya," jelas Jayden, ia tidak ingin jika Bintang malah kepikiran.

Cklek

Pintu ruangan itu kembali terbuka, membuat ketiga orang dewasa yang berada di sana langsung menoleh ke arah pintu.

"TALA..."

Seorang wanita dewasa dan pria dewasa bersuara secara bersamaan, keduanya berlari menghampiri Arutala.

Cerita Anggara 2; Semesta Di Bentala (TERBIT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang