23 || Dia tidak siap!!

960 96 38
                                    

Maaf lambat up guys, kelupaan tadi.

~~Happy reading~~

•••••

"Permisi om.."

Bentala berdiri tepat di depan pintu rumah Anggara. Mendapati Anggara, Bintang, Jayden, Aldo dan Dandi tengah duduk memperbincangkan sesuatu.

"Ehh, nak Tala. Masuk sini nak," ajak Anggara mempersilahkan Bentala masuk.

"Saya boleh ketemu Bagas, om?" tanya Bentala saat ia sudah menghampiri mereka.

"Boleh banget, naik aja. Kamarnya juga gak di kunci," balas Bintang.

"Makasih om.." Bentala menunduk sedikit kemudian beranjak naik ke lantai dua rumah itu.

"Kita sedekat ini sekarang, tapi gue gak tau gimana caranya supaya kalian bisa tau, kalo gue ini Rama Semesta yang dulu." Bentala terus saja berbicara dalam hati, hingga ia tiba tepat di depan kamar Bagas. Kamar yang ia kenali, dulunya di tempati oleh Arunala.

tok tok tok

Bentala mengetuk pintu kamar Bagas yang sedikit terbuka itu.

"Talaaaa." Bagas kegirangan melihat kedatangan Bentala.

Bentala berjalan masuk ke dalam, "Gimana keadaan lo?" tanyanya.

"Udah lebih baik kok," balas Bagas menyeringai.

"Seneng banget kayaknya ketemu gue," ujar Bentala seraya mengangkat satu tangannya menyentuh puncuk kepala Bagas.

"Kok lo berubah?" tanya Bagas tampak heran.

"Hmm?" Bentala tak mengerti.

"Biasanya lo selalu ketus sama gue, sekarang kok lo jadi beda." Bagas menatap Bentala dengan sorot matanya yang tampak polos.

"Lo udah sarapan?" tanya Bentala yang justru mengalihkan pembicaraan anak itu.

"Gue tanya apa, lo balas apa," celetuk Bagas.

"Ini makanannya ya? Kok belum di sentuh?" tanya Bentala saat melihat satu mangkok bubur di atas meja.

Ck! Bagas berdecak kesal saat Bentala tak begitu menghiraukan apa yang ia bahas.

"Sini! Gue suapin," tutur Bentala seraya mengisyaratkan Bagas yang sejak tadi baring untuk duduk di sampingnya.

Bagas hanya menurut, lagi pula ia menyukai hal ini. Hal dimana Bentala memperlakukannya dengan baik.

"Gue jadi pengen punya kakak kayak lo," ucap Bagas tiba-tiba.

"Yaudah," balas Bentala singkat. Laki-laki itu kini fokus menyuapi makanan untuk Bagas.

"Yaudah, ap_"

"Habisin dulu yang di mulut Lo," potong Bentala.

Bagas langsung diam, dan menghabiskan makanan yang sedang ia kunyah.

"Bentar dulu!" protes Bagas saat Bentala ingin memasukkan makanan lagi ke mulutnya.

Bentala tertawa kecil melihat ekspresi kesal dari wajah Bagas.

"Ngetawain gue, lo!" todong Bagas.

"Enggak tuh," elak Bentala. Meski begitu, ia tetap saja terkekeh kecil.

"Berarti lo abang gue sekarang kan!" tanya Bagas, menghakpatenkan laki-laki di depannya.

Bentala tersenyum kecil, kemudian mengangguk pelan.

Cerita Anggara 2; Semesta Di Bentala (TERBIT) ✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora