15 || Mencari Bahagia

963 98 24
                                    

Vote & Komen

Happy reading 💕


Saat ini Arutala tengah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Arutala menggunakan seragam Asya untuk hari ini, karena ia tidak membawa seragam sekolah saat keluar dari rumahnya kemarin. Beruntungnya Asya mempunyai dua seragam, sehingga bisa ia pakai.

"Lo beneran gak apa-apa kan, Ta? Kalo masih sakit, mending jangan di paksa deh," ujar Asya tampak mengkhawatirkan Arutala.

Arutala menggeleng pelan, sambil tersenyum manis pada Asya. "Gue baik kok, bahkan sangat baik."

Asya tersenyum lega mendengarnya, ia menggandeng tangan Arutala untuk turun sarapan sebelum mereka berangkat ke sekolah.

"Duduk sini nak! Anggap aja rumah sendiri," ajak Celine mempersilahkan Arutala untuk duduk.

Arutala menundukkan sedikit, "makasih Tante." Lalu menarik kursi untuk duduk bersama keluarga kecil Asya.

"Hari ini kamu terlihat lebih ceria," tanggap Aldo saat menyadari perubahan dalam diri Arutala.

Sedangkan Arutala hanya membalasnya dengan senyuman. "Gue bahagia? Benar, gue bahagia karna mau ketemu bang Gara." batinnya.

"Semoga perasaan bahagia ini, bertahan cukup lama," sambungnya masih dalam hati.

"Oh! Ya, kalian berangkat bareng Bagas ya. Papa mau antar mama ke Rumah Sakit," ucap Aldo saat semuanya sudah selesai sarapan.

"Bagas?" batin Arutala, ia tampak merasa gugup seketika.

Sedangkan Asya hanya mengangguk, lagipula ia sudah sering berangkat ke sekolah bersama Bagas.

"Pagi om Aldo," sapa Bagas yang baru saja masuk dari balik pintu.

"Pagi juga jagoan," balas Aldo.

"Pagi Ca..." Bagas beralih menatap Asya, dan kemudian...

"Loh? Tala," ucapnya menatap heran pada Arutala.

"Ha-hai..." sapa Arutala tampak canggung.

Arutala melirik ke arah pintu, tak ada siapapun di sana. Ia cukup penasaran dengan siapa Bagas kesini, Bintang? Ataukah Anggara?

"Lo baik-baik aja kan, Ta?" tanya Bagas mengkhawatirkan Arutala.

"Udah, jangan terlalu kepo kamu. Sana masuk mobil, ayah kamu pasti udah nungguin." Aldo mengisyaratkan Bagas, Asya dan juga Arutala agar segera keluar untuk pergi ke sekolah.

"Ayah? Bintang?" tebak Arutala dalam hati.

"Ayok Ta!" Asya menggandeng tangan Arutala.

Sedangkan Arutala hanya diam seraya mengikuti langkah kaki Asya yang berjalan di sampingnya. Semakin ia mendekat ke arah mobil itu, semakin ia merasa gugup.

Arutala diam sejenak saat dirinya sudah tiba tepat di depan mobil.

"Ayok Ta!" ajak Asya membuyarkan lamunan Arutala.

"I-iya Ca." Arutala masuk ke dalam, ia duduk di kursi belakang bersama Asya. Sedangkan di kursi depan ada Bagas dengan satu pria dewasa.

"Sudah siap anak-anak?" tanya pria dewasa itu seraya berbalik badan melirik ke arah dua anak perempuan yang duduk di belakang.

Pandangan pria dewasa itu berhenti tepat pada Arutala. Detak jantungnya seketika berdetak tak karuan. Entah perasaan macam apa ini, ia merasa sangat aneh melihat gadis yang duduk di samping Asya itu.

Cerita Anggara 2; Semesta Di Bentala (TERBIT) ✓Where stories live. Discover now