25 || Janji??

994 109 58
                                    

Hay hay hay.....
Maaf telat...
Tapi SSI sih, whehehe.

Arutala tersenyum simpul melihat sang ayah yang sedang menata makanan di atas meja. Ini pertama kalinya ia melihat ayahnya melakukan hal tersebut selama 16 tahun ia hidup bersama ayah dan ibunya.

"Tumben," tegur Arutala seraya menarik kursi untuk duduk.

"Papa cuma bisa masak nasi goreng, gpp kan nak," ucap Angga seraya menuangkan satu sendok nasi goreng ke piring Arutala.

Arutala tak menjawab, ia terus saja tersenyum menatap sang ayah.

"Tala kenapa? Ada yang salah ya sama muka papa," tanya Angga seraya mengangkat sebelah tangannya untuk menyentuh wajahnya.

Gadis itu masih tak menjawab ia hanya tersenyum sambil menggeleng kecil. Ia mulai menikmati makanan yang di hidangkan oleh ayahnya.

"Gimana?" tanya Angga.

"Enak pa," balas Arutala.

Angga tampak senang mendengarnya. Ia menarik satu kursi di samping putrinya, lalu duduk untuk makan bersama putrinya.

"Mama mana pa?" tanya Arutala tiba-tiba.

"Papa juga gak tau. Udah ya, gak usah bahas mama dulu," balas Angga.

Keduanya kembali diam sambil menikmati makanan dengan isi pikiran masing-masing.

"Maafin Tala, ma. Tala cuma mau hidup tenang," batin Arutala.

"Saya akan ceraikan Revyna setelah dia pulang," batin Angga memutuskan.

Setelah selesai sarapan, Arutala membantu ayahnya untuk membereskan meja makan. Setelahnya ia masuk kembali ke kamarnya guna mengambil tasnya dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

"Tala berangkat dulu pa." Arutala menghampiri sang ayah untuk berpamitan.

"Bareng papa aja nak," balas Angga.

"Boleh pa?" tanya Arutala tampak bahagia.

"Tentu..." Angga mengacak kasar rambut putrinya, lalu bergegas masuk ke kamarnya guna mengambil kunci mobil.

Arutala menghela napas lega melihat perubahan ayahnya hari ini. "Gue bilang juga apa, papa itu sebenarnya baik," gumamnya.

"Ayok nak!"

Arutala mengangguk dengan senyum lebarnya.

***

Bintang menghentikan laju mobilnya tepat di depan rumah Aldo, ia datang kesana untuk menjemput Asya seperti yang sering ia lakukan.

Tak butuh waktu lama, Asya keluar dari rumah itu sambil berlari kecil masuk ke dalam mobil sahabat ayahnya itu.

"Lama Lo," protes Bagas.

"Dih! Om Bintang aja gak protes," balas Asya menatap sinis pada Bagas.

"Loh, kenapa keluar nak?" tanya Bintang saat melihat Bagas keluar dari mobil.

"Bagas duduk bareng Aca, yah." Bagas kembali membuka pintu belakang mobil lalu duduk tepat di samping Asya.

Bintang yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala. "Jangan berantem!" tegurnya.

"Gak ada yang berantem yah," balas Bagas sedikit ketus.

Bintang mulai melajukan kembali mobilnya untuk mengantar mereka ke sekolah.

Cerita Anggara 2; Semesta Di Bentala (TERBIT) ✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora