16 || Antara bahagia dan rasa takut

1.2K 104 31
                                    

Vote & Komen

~~Happy reading~~

Saat ini Bagas dan Bentala tengah berdiri di parkiran sekolah. Sejak tadi Bentala berusaha membujuk Bagas untuk pulang bersamanya, namun laki-laki itu terus saja menolak.

"Lo yakin gak mau balik bareng gue aja?" tawar Bentala sekali lagi.

"Gak perlu!" ketus Bagas.

"Ayok lah Gas! Lagian yang gue pake juga motor lo. Gue mana bisa ninggalin lo disini, Bintang juga gak bisa jemput lo kan?" Bentala masih saja berusaha membujuk Bagas.

"Bintang?" Bagas mengerutkan keningnya menatap Bentala.

"Om Bintang maksudnya," ucap Bentala gelagapan.

Bagas kembali membuang muka dari Bentala.

"Lo masih marah sama gue? Perkara Tala doang?" tanya Bentala yang tak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun.

"Lo tuh emang gak punya rasa kemanusiaan ya!" todong Bagas memarahi Bentala.

Huft! Bentala menghela napas panjang. "Okey... Gue minta maaf," ujarnya.

"Lo gak punya salah sama gue! Minta maaf tuh sama Arutala!" tegas Bagas penuh tekanan.

"Justru karna itu, gue gak punya salah sama lo. Kenapa malah lo yang marah," balas Bentala masih tak mau mengalah.

"Gue jalan kaki aja kalo gitu." Bagas sudah kehabisan akal terkait bagiamana caranya agar Bentala mau meminta maaf pada Arutala.

"Ck! fine,... Gue minta maaf sama Arutala." Akhirnya Bentala menyerah
Ia tidak habis pikir, ternyata anaknya itu begitu keras kepala. Ah! Tidak, tetapi dia yang keras kepala.

"Ayok balik!" titah Bentala.

"Kapan lo minta maafnya?" tanya Bagas antusias.

"Nanti..." jawab Bentala singkat.

"Nantinya itu kapan Tala!" ketus Bagas.

"Nanti gue chat," balas Bentala yang kini sudah naik lebih dulu ke atas motor.

"Minta maaf langsung aja. Kebetulan sore ini Tala mau ke rumah," ucap Bagas.

"Ngapain?" tanya Bentala.

"Kepo! Ayok balik!" Bagas langsung naik ke atas motor miliknya.

***

"Lo kenapa Ca?" Arutala menatap heran pada Asya. Pasalnya gadis itu terus saja memasang wajah murung sejak tadi.

Saat ini keduanya tengah menunggu ayahnya Asya, untuk datang menjemput mereka.

"Ca?" Arutala kembali memanggil gadis di sampingnya itu.

"Lo marah sama gue?" tanyanya lagi tampak khawatir.

Huft! Asya menghela napas panjang. "Bukan lo, tapi Bentala!" balasnya.

"Bentala? Kalian berantem? Bukannya lo sama Tala itu teman baik ya?" Arutala masih tak mengerti.

"Gue kesel karna perlakuan dia sama lo," jawab Asya.

Asya menatap lekat Arutala dengan raut wajah seriusnya. "Sebenarnya awal masalah kalian tuh apa sih?" tanyanya.

"Gu-gue juga gak tau," balas Arutala. Ia sendiri tidak tau alasan Bentala begitu membencinya.

Cerita Anggara 2; Semesta Di Bentala (TERBIT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang