35 ||Belum siuman

275 23 40
                                    

Penembakan yang terjadi pada Bentala tadi, cukup membuat Asya dan Bagas merasa trauma. Terutama bagi Bagas yang melihat secara langsung kejadian itu.

Kini keduanya tengah duduk di ruang tamu rumah Asya, waktu sudah cukup larut. Namun, keduanya belum juga diizinkan untuk mengunjungi Bentala di rumah sakit.

“Ca?” Bagas membuka suara saat ia teringat sesuatu.

“Hm?” sahut Asya menoleh ke samping.

“Maaf soal tadi,” ujar Bagas.

Asya terlihat berpikir, “Ah! Itu ya. Gapapa, kok. Aku ngerti.”

Bagas menoleh ke samping, menatap lekat wajah gadis di sampingnya itu seraya tersenyum kecil.

“Seperti yang kamu bilang waktu itu, aku gak cinta sama Tala! Aku cuma peduli aja sama dia!” ujar Bagas menjelaskan.

“Aku paham kok. Kamu gak perlu khawatirin itu,” balas Asya ikut tersenyum.

Keduanya kembali diam!

“Kalian tidur dulu ya! Besok baru kita ke rumah sakit,” ucap Celine yang baru datang menghampiri keduanya.

“Gak bisa sekarang aja, Tante!” ucap Bagas memohon.

“Tidur dulu ya, nak! Ini udah larut,” pinta Celine sekali lagi.

“Tapi Aca mau ketemu Tala sekarang, Ma!” ucap Asya memelas.

“Besok aja ya sayang! Talanya juga belum sadar!” Celine masih berusaha agar kedua anak remaja itu mau mengerti.

Asya dan Bagas hanya tertunduk sambil menghela napas pasrah.

“Bagas, kamu tidur kamar tamu aja ya. Ayah sama om kamu gak bisa pulang dulu,” tambah Celine.

Bagas mengangguk patuh, lalu keduanya melangkah masuk ke kamar yang berbeda.

***


Saat ini, hanya ada Jayden dan Arutala di dalam ruangan Bentala, sedangkan Bintang dan Anggara pergi menyusul Aldo dan Dandi yang masih di kantor polisi.

Bentala sendiri belum juga siuman, sementara Arutala dan Jayden hanya bisa pasrah melihat tubuh laki-laki yang terbaring tak berdaya di atas brankar itu.

Sesekali Jayden menoleh ke samping, memperhatikan lekat wajah Arutala.

“Dia tetap sama, cantik!” batinnya.

“Hm?” Arutala menoleh ke samping dengan kening berkerut.

Jayden menggeleng, “Saya gak ngomong apa-apa,” gugupnya.

Arutala mengangguk-anggukkan kepalanya seraya tersenyum kecil, lalu kembali fokus menatap Bentala.

“Kalian pacaran lagi?” tanya Jayden tiba-tiba.

Arutala hanya mengangguk.

“Saya harap kali ini takdir memihak kalian,” tutur Jayden seraya menunduk menatap lantai.

Arutala hanya tersenyum mendengarnya, “Gue harap juga begitu,” batinnya.

“Kamu gak lapar? Saya beliin makanan dulu ya?” ucap Jayden.

Lagi-lagi Arutala menjawabnya hanya dengan isyarat, kepala gadis itu kembali mengangguk seraya tersenyum kepada Jayden.

“Saya keluar dulu,” tutur Jayden seraya beranjak dari duduknya.

Cerita Anggara 2; Semesta Di Bentala (TERBIT) ✓Where stories live. Discover now