12 || Bintang?

1K 107 46
                                    

Vote & Komen

Happy reading

"BUKA PINTUNYA TALA!"

"JANGAN SAMPAI PAPA DOBRAK!"

Arjun masih saja menggedor-gedor pintu kamar Bentala. Sedangkan Bentala semakin di buat panik, ia tak mau lagi bertemu ayahnya. Ia bisa mati, jika harus mengikuti sikap arogan ayahnya itu.

"Tala...." sahut Bagas yang baru saja muncul dari jendela kamar Bentala.

Buru-buru Bentala melompat dari jendela kamarnya.

Sedangkan Bagas masih diam disana melirik ke arah pintu Bagas dari luar jendela. Ia bertanya-tanya ada apa dengan Bentala? Dan siapa yang sedari tadi mencaci dan memarahi Bentala di balik pintu itu.

"Lo kenapa bengong?" Bentala menarik tangan Bagas untuk segera pergi dari sana.

"Itu siapa Ta?" tanya Bagas saat keduanya sudah berada di pinggiran jalan.

"Gak penting!" jawab Bentala.

"Kunci motor lo mana? Biar gue aja yang bawa!" titah Bentala seraya mengulurkan tangannya meminta kunci motor Bagas.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Bagas memberikan kunci motornya pada Bentala. Sesekali matanya masih melirik ke arah rumah Bentala. Ada rasa khawatir dalam dirinya.

"Buruan naik Gas!" titah Bentala saat Bagas tak kunjung naik.

"I-iya Ta."

Setelahnya Bentala langsung menancap gas meninggalkan area rumahnya, sebelum sang ayah menyadari kepergiannya.

"Rumah lo dimana?" tanya Bentala sedikit meninggikan suaranya.

"Makanya, gue aja yang bawa!" balas Bagas.

"Tinggal tunjukkin aja apa susahnya sih!"

"Lagi mens lo ya, marah-marah mulu, masih bagus gue mau nolongin lo."

"Ck! Gak ikhlas lo?"

"Bukan gitu...."

"Ini kemana lagi?"

"Lurus aja, nanti belok kiri!"

****

Arutala berjalan dengan langkah kaki yang amat kecil menuju taman tempat yang biasanya ia kunjungi. Sesekali ia melihat layar ponselnya dengan gelisah, ingin sekali ia meminta bantuan Asya. Akan tetapi ia juga tidak mau jika terlalu membebankan orang lain.

Huft! Gadis itu menarik dalam napasnya saat ia sudah tiba di taman.
"Masa iya gue nginap disini!" ujarnya mendengus kesal.

Arutala kembali melihat layar ponselnya. "Aca gak masalah kan kalo gue repotin lagi?" gumamnya.

"Jangan deh!" Arutala kembali memasukkan ponselnya ke saku celananya.

Ck! Gadis itu berdecak kesal saat melihat rokok di tangannya tinggal sepucuk.

"Sialan! Gue kenapa jadi kecanduan gini sih!" umpatnya pada diri sendiri.

"Tuh kan, lo disini lagi."

Arutala tersentak dan langsung menoleh ke samping, mendapati Asya yang menatapnya penuh khawatir.

"Eh, Aca."

Arutala malah memasang senyum di wajahnya, seolah memberitahu Asya jika ia baik-baik saja. Namun Asya tau jika ia tidak baik sama sekali, ada sesuatu yang terjadi.

"Lo ngerokok lagi," ucap Asya yang tak sengaja melihat sepucuk rokok di tangan Arutala.

Sontak Arutala mematikan rokok itu lalu membuangnya ke sembarang tempat.

Cerita Anggara 2; Semesta Di Bentala (TERBIT) ✓Where stories live. Discover now