17 [Mine]

155 0 0
                                    

Dimas pulang ke kos dengan perasaan senang yang membludak.

Begitu sampai di parkiran kosnya, dimas langsung mengirim pesan pada maira, melapor pada maira, kalau dia sudah sampai kos.
Dimas kemudian turun dari mobil, dan naik ke lantai dua.

Sampai di kamarnya, dimas tidak bisa tidur, jadi dia menyalakan komputernya, dan mulai bermain video game.

"Tinggal satu langkah lagi", gumam dimas dalam hati.

Kegalauan dimas meningkat, karena maira masih enggan pergi dari benak dimas, meski dimas sedang bermain video game.
Dimas juga lebih memilih untuk tidak pulang ke solo, dan menghabiskan waktunya di studio, sambil menunggu maira pulang dari liburannya di bali.

Hari ketiga maira di bali, dimas mendapat tanda yang kedua.

Pukul delapan malam, saat dimas menelvon maira, maira langsung menjawabnya di dering pertama.

Bukan hanya malam itu saja, tapi juga malam-malam setelahnya, begitu dimas menelvon maira, maira langsung menjawab di dering pertama.

Tekad dimas untuk mengambil langkah selanjutnya akan hubungannya dengan maira semakin bulat, dan dimas tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi.

Begitu maira pulang dari bali, dimas langsung menyusun rencana untuk mengungkapkan cintanya pada maira.

Dimas memilih untuk tidur malam lebih awal, supaya dia terlihat fresh, kemudian sarapan, dan menjemput maira pukul sembilan pagi.

Di rumah maira hanya ada ibunya, dan maira masih belum bersiap saat dimas datang, jadi dimas menunggu maira di ruang tamu rumahnya.

Mereka baru jalan dari rumah maira sekitar pukul sepuluh pagi, karena maira membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memoles dirinya.

Dimas mengawali rencana hari minggunya dengan mengajak maira pergi ke alun-alun selatan terlebih dahulu.
Dimas mengajak maira untuk mencoba berjalan lurus di antara dua pohon beringin, lalu menertawakan kegagalan mereka.

Setelahnya, dimas mengajak maira makan siang di malioboro mall.
Usai makan siang di salah satu restaurant yang jarang di datangi oleh pelajar, dimas mengajak maira bermain di timezone.

Sikap natural yang tidak pernah maira tutupi, merupakan hal yang membuat dimas sangat nyaman saat bersama maira.
Maira sangat kekanakan, playfull, dan tidak pernah malu-malu, atau berusaha terlihat anggun.
Maira juga sangat iseng, tawanya selalu lepas, dan yang lebih membuat dimas bahagia, maira terlihat sangat nyaman ada di dekat dimas.

Selama mengenal maira, dan menghabiskan waktu bersama maira, dimas tidak pernah mengenal kata bosan, tidak seperti maira yang selalu mudah untuk merasa bosan.

Begitu maira terlihat bosan setelah bermain di timezone selama dua jam, dimas mengajak maira membeli ice cream, lalu menyusuri jalanan malioboro dengan ice cream di tangan mereka.

Dimas kemudian melihat jam di tangannya, lalu bergumam di hatinya, "It's time".

Dimas mengelap ice cream yang menempel di sudut bibir maira dengan jarinya, lalu mengajak maira keluar dari malioboro, untuk menuju pantai parangtritis.

Waktu yang tepat, suasana yang tepat, cuaca yang mendukung, serta cinta yang menggebu, membuat dimas akhirnya menyatakan perasaannya pada maira.

Maira menerimanya dalam waktu tiga detik, dan dimas langsung meraih wajah maira untuk menciumi bibirnya.

Bibir penuh, dengan rasa manis alami, langsung dimas lumat seluruhnya.
Dimas tidak menahan dirinya atau mengontrol nafsunya, karena dia sudah menunggu moment mencium bibir seksi maira selama tiga bulan.

After SunsetWhere stories live. Discover now