33 [Graduated]

42 0 0
                                    

Hari ulang tahun dimas datang dan menjadi penanda hampir berakhirnya masa dimas sebagai mahasiswa.

Hari ulang tahun yang dimas rayakan hanya bersama maira.
Meniup kue ulang tahun yang maira belikan, lalu makan malam bersama serta berpelukan selama tiga puluh menit.
Tidak banyak hal yang bisa dimas lakukan, karena dimas harus fokus dengan tugas akhirnya.

Kado sederhana berupa topi dengan simbol italic huruf M di tengahnya, dimas dapatkan dari maira sebagai hadiah akan bertambahnya usia dimas.

Harapan maira akan dimas tak mewah, maira hanya berharap perasaan dimas untuknya tidak akan hilang tergerus oleh waktu.

Menahan diri untuk mencumbu maira juga dimas lakukan, supaya dimas bisa menggunakan waktunya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas akhirnya.

Harapan dimas hanya satu setelah semua pengorbanan yang ia lakukan, yaitu dimas bisa mempresentasikan design yang dia kerjakan dengan baik.

Jika banyak petuah yang sering mengatakan bahwa usaha yang maksimal tidak akan mengkhianati hasil, itu juga berlaku untuk dimas.

Seringnya dimas lembur sampai larut malam, belum lagi sepanjang siang dimas habiskan dengan mengerjakan design dan laporan, akhirnya hasilnya bisa dimas petik. 
Nilai sempurna dimas dapatkan atas presentasi tugas akhirnya.

Dimas akhirnya lulus sebagai mahasiswa arsitek, setelah tepat delapan semester dimas mempelajari program jurusan sipil arsitektur.

Buah usaha dan sukacita yang terbayarkan dari kesabaran, keuletan, dan sikap enggan menyerah yang dimas miliki selama masa belajarnya.

Sukacita pertama datang dari maira yang sudah menunggu dimas selesai sidang tugas akhirnya.

Maira tak henti mengucapkan betapa bangganya dia pada dimas.

Rasa bangga yang maira pancarkan di matanya untuk dimas, membuat dimas merasa sangat di puja oleh maira.
Maira juga mengijinkan dimas menyentuhnya sesuka hati dimas, tanpa ada rasa keberatan dari pihak maira.

Sepanjang sore dimas tuntaskan gairahnya yang sudah cukup lama dia tahan karena tugas akhirnya.

Begitu kelelahan, dimas langsung tertidur nyenyak sampai pagi mulai menghalau gelapnya malam.

Saat membuka matanya di pagi hari, dimas meraba bantal sebelahnya yang sudah kosong, ternyata maira pulang tanpa membangunkan dimas.

Dimas kemudian meraih handphonenya yang dia sunyikan sejak kemaren pagi.

Puluhan panggilan tak terjawab dari teman-temannya, kakaknya juga ibunya, menghiasi layar handphonenya.

Sambil mengerjapkan mata, dimas melihat jam di handphonenya, yang ternyata masih pukul enam pagi.
Dimas memilih untuk kembali menarik selimutnya, tapi rasa lapar bergemuruh di perutnya.

Dimas kemudian bangun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi membawa tubuhnya yang tak tertutupi sehelai benangpun.

Setelah merasa segar dan rapi, dimas keluar dari kamarnya menuju tempat penjual bubur yang letaknya ada di sebelah rumah makan langganan dimas.

Sampai di tempat penjual bubur atau anak-anak kos biasa menyebutnya burjo, dimas mendapati burjo yang sudah sangat ramai, tak seperti biasanya saat pukul enam pagi, dimana burjo masih sangat sepi.

"Calon sarjana", teriak adit begitu melihat dimas masuk ke dalam burjo.

Dimas kaget melihat semua yang sedang sarapan pagi adalah anak-anak kosnya.
Adit kemudian memeluk dimas dan mengucapkan selamat pada dimas karena sudah lulus sidang tugas akhir kuliah.

After SunsetWhere stories live. Discover now