27 [Happiest Day]

72 0 0
                                    

Kamis siang, dan maira masih bergelayut manja di pundak dimas.

"Hari minggu mau pergi ke pantai sama sahabat-sahabat aku nggak", tanya maira pada dimas yang tangannya masih bermain dengan putik payudara maira.

"Minggu ini", tanya dimas sambil menatap maira.

"Iya, tapi sayangnya mobil nia cuma muat lima orang", ujar maira dengan nada kecewa.

"Memang siapa aja yang mau ikut", tanya dimas.

"Seto pacar mia juga ikut, sama wawan, sama kamu, jadi kita berdelapan", jawab maira.

"Yaudah, besok aku pulang ke solo ambil mobil papa", ujar dimas yang langsung menyadari maksud maira.

Wajah maira langsung tersenyum, lalu mencium dimas, dan mengucapkan, "Terimakasih sayang".

"Mau aku temenin nggak ambil mobilnya", tanya maira lagi.

"Boleh nginep memang sama ibu", tanya dimas.

"Kayaknya nggak boleh, bentar lagi ujian semester soalnya", jawab maira dengan nada sedih.

"Yaudah, aku sendiri nggak papa, aku jemput minggu pagi di rumah ya", ujar dimas.

"Oke deh", jawab maira sambil tersenyum.

Menyenangkan maira, dengan menuruti apapun yang maira mau tanpa merasa keberatan, sudah dimas jalani selama tiga bulan terakhir.

Maira sudah memberikan semua yang dimas mau, jadi dimas hanya tinggal menjaga hubungannya dengan maira supaya tetap harmonis dan tenang.

Kedatangan maira di hidup dimas menjelang semester akhir dimas di kampus, memberi kelegaan tersendiri di hati dimas, karena dimas bisa dengan mudah meluangkan waktu untuk maira.

Beban materi kuliah dan tugas di semester tujuh tidaklah seberat seperti semester sebelumnya, jadi dimas tidak perlu mengorbankan kuliahnya, untuk menghabiskan waktu dengan maira.

Maira memang sangat penting untuk hati dimas, tapi lulus kuliah tepat waktu masih jadi prioritas utama dimas.

Hari minggu datang, dan dimas sudah sampai di rumah maira tepat pukul tujuh pagi.

Ayah maira yang sedang menyirami tanaman milik ibunya maira, yang pertama dimas jumpai.

"Pagi yah", sapa dimas, kemudian dimas mencium tangan pak angga, ayah maira.

"Mau ke glagah ya katanya hari ini", tanya ayah maira.

"Iya yah, maira udah bangun", tanya dimas.

"Belum, anak itu nggak berubah-berubah kalau hari libur pasti bangunnya siang", ujar ayah maira.

Dimas masuk ke dalam rumah setelah menjawab pertanyaan ayah maira soal kuliahnya.

Bu mona yang masih sibuk di dapur, menyambut dimas dengan pelukan hangatnya, lalu meminta dimas untuk sarapan bersama.

Setelah menyapa alan yang sedang membersihkan kamarnya, dimas berakhir di ruang keluarga dan menyalakan televisi.

Rutinitas hari minggu dimas yang memang selalu datang ke rumah maira di pagi hari, membuat dimas menjadi terbiasa dan bersikap santai saat dia ada di rumah maira.
Dimas juga sudah sangat dekat dengan semua anggota keluarga maira, terutama bu mona, ibunya maira.

Ayah maira menyusul dimas, begitu dia selesai menyiram tanaman, lalu disusul oleh alan setelah menaruh seprei kotornya ke belakang.

"Ayo sarapan dulu", pinta bu mona dari arah dapur pada tiga pria yang bersantai di depan televisi.

After SunsetWhere stories live. Discover now