41 [Candlelight]

28 0 0
                                    

Libur semester akhir di tahun kedua dimas sebagai mahasiswa arsitek, dimas awali dengan pergi ke bandung, bersama rizal dan rumi.

Tiga mahasiswa arsitektur yang ambisius dan cerdas, tidak ingin menyia-nyiakan waktunya, mencari kesempatan untuk bisa belajar lebih mengenai dunia arsitek.

Teman SMA rizal yang kuliah di salah satu kampus paling bergengsi di bandung, mengundang rizal untuk mengunjunginya.
Putra namanya, dia sama seperti rizal, tertarik dengan dunia arsitek.

Rizal tidak datang sendiri, dia mengajak dimas serta rumi untuk pergi ke bandung dengannya.

Ketiganya memang hanya berencana mengunjungi bandung kurang dari satu minggu, karena mereka masih memiliki tumpukkan tugas belajar dari dosen, meskipun mereka sedang ada di dalam masa libur semester.

Mahasiswa arsitek tidak punya kemewahan libur semester secara bebas, dan memiliki waktu luang yang cukup untuk bersenang-senang, karena bidang studi arsitektur menuntut mereka untuk terus melakukan percobaan mengenai material dari design sebuah bangunan, fungsi bangunan, juga estetika dari sebuah bangunan, meski kelas teori mereka libur.

Tiga hari pertama dari kunjungan mereka ke bandung, mereka menjelajahi kampus putra dan mengunjungi perpustakaan kampus.

Ketiganya tak berhenti menatap penuh kekaguman akan design struktur kampus putra yang sudah sangat modern.

Perpustakan kampus putra juga tak kalah modern, dengan pelayanan yang sudah serba otomatis.

Tata letak yang sangat rapi, dilengkapi dengan komputer dengan technology termutahir di setiap sudutnya, dan yang paling membuat rumi kagum adalah, rumi tidak perlu menyusuri seluruh sudut lorong perpustakaan untuk mencari bacaan favoritnya.

Rumi yang sering merasa gugup saat bertemu orang baru, juga tidak perlu bertanya pada petugas perpustakaan mengenai letak buku yang ia cari, karena ada standing komputer yang menyambut rumi untuk mempermudah rumi mencari buku yang ia ingin baca.

Rumi hanya tinggal menulis garis besar mengenai buku yang rumi cari, dan komputer yang ada di hadapan rumi, dengan detail akan memberitahu rumi pilihan buku yang ia cari, jika rumi menekan salah satu buku dari pilihan yang ada di komputer, rumi akan mendapatkan detail, dan juga map untuk letak lorong berikut dengan nomer tempat penyimpanan.

"Kalau mau pindah kesini syaratnya apa aja put", tanya rumi dengan mata berbinar.

"Kamu ke ruang administrasi aja rum", jawab putra dengan setengah tertawa.

Putra juga mengajak rizal, dimas, dan rumi untuk pergi ke masjid raya bandung.
Mereka membicarakan mengenai detail design dari masjid tersebut, sambil mencicipi kuliner khas kota bandung yang ada di area masjid.

Hari kelima, mereka pergi mengunjungi jalan Asia Afrika yang ada di jantung kota bandung.

Empat mahasiswa arsitek yang kagum akan bangunan kuno di jalan Asia Afrika yang tetap kokoh setelah puluhan tahun berdiri, membuat mereka tidak melewatkan waktu, untuk memotret setiap sudut bangunan yang mereka lewati.

Hari terakhir di bandung, dimas meminta putra mengantarnya ke kartikasari, untuk membeli pesanan kakaknya.

Tiga mahasiswa dari jogja tersebut, mengakhiri tour di bandung setelah berbelanja oleh-oleh, kemudian mereka pulang kembali dengan kereta malam.

Rizal dan rumi memilih untuk turun di jogja, sementara dimas, langsung pulang ke solo.

"Om dimassss", teriak rania yang melihat dimas keluar dari peron stasiun.

Ternyata mbak odah, rania dan pak marto, sopir mas zaki yang menjemput dimas di stasiun.
Dimas langsung memeluk rania, dan dua kardus yang dimas bawa, di ambil alih oleh mbak odah.

After SunsetМесто, где живут истории. Откройте их для себя