31 [Silly Student]

55 0 0
                                    

Memasuki bulan ketiga di semester delapan, dimas dengan wajah segar, sudah mengantre di depan ruang dosen untuk bimbingan skripsinya.

Dia tidak sendiri, ada rumi dan rizal dengan mata masih mengantuk berjalan dari ujung lorong ke arah dimas.

Tema tugas akhir dimas, rizal dan rumi berkesinambungan, jadi mereka selalu mengusahakan untuk bimbingan tugas akhir bersama.

"Seger amat dim", sapa rumi.

"Iya dong", jawab dimas dengan bangga.

"Rahasianya apa", tanya rumi.

"Hati dan perutku terurus, egoku juga ada yang elus, aku nggak punya keluhan lain, jadi aku tinggal fokus sama tugas akhirku", jawab dimas sambil tersenyum licik.

"Beruntungnya yang punya pacar, jadi seger terus", seloroh rumi.

"Aku juga punya pacar rum, tapi kok aku malah capek ya setiap ngapelin dia", keluh rizal.

"Salah nyangkulnya kali", gurau dimas pada rizal.

"Cangkulku paten dim", jawab rizal.

"Malah bahas cangkul, udah yuk masuk", ajak rumi begitu melihat mahasiswa yang bimbingan sebelum mereka, keluar dari ruang dosen.

Tema untuk tugas akhir yang mereka ambil adalah kawasan kota modern jogja.

Dimas bertugas untuk mendesign area townhouse yang dilengkapi dengan technology terkini, area taman, serta sarana dan prasaran pendukung.
Rizal bertugas untuk design bangunan sekolah dan ruko perkantoran.
Sementara rumi memilih untuk mendesign bangunan rumah sakit.

Design kota modern yang mereka impikan sejak mereka pulang dari bandung, kini mereka coba wujudkan, sebagai penutup tugas akhir mereka di kampus.

Hari kamis, adalah jadwal bimbingan tugas akhir kuliah yang dimas, rumi dan rizal pilih.

Terkadang mereka mengambil jadwal dosen pembimbing di pagi hari, tapi tak jarang mereka juga bimbingan tugas akhir di sore hari, karena jadwal dosen pembimbing tidak bisa mereka atur sesuka hati mereka.

Tugas magang hanya tinggal satu bulan lagi, jadi setelahnya mereka bisa fokus penuh untuk mengerjakan tugas akhir mereka.

Untuk rizal, biasanya dia menemui pacarnya di hari sabtu dan minggu.
Sementara dimas, selama tiga bulan terakhir punya jadwal bertemu dengan maira, empat kali dalam satu minggu, karena dimas memang meminta maira untuk lebih sering bersamanya.

Permintaan dimas tentu membuat maira jarang menghabiskan waktu dengan teman-temannya, seperti saat awal-awal mereka berpacaran, namun hal itu tak menyurutkan senyum dari wajah manis maira.

Dulu, setiap hari sabtu maira selalu kumpul dengan teman kampusnya, dan hari minggu dengan sahabat-sahabatnya.
Sekarang, dua hari tersebut, dimas miliki sepenuhnya untuk ia habiskan bersama maira sepanjang hari.

Hari kamis biasanya maira datang di sela-sela jadwal kuliahnya.
Jumat, maira selalu datang setelah kelas terakhirnya, yaitu pukul tiga sore, dan pulang dari kos dimas pukul tujuh malam.

Hari sabtu maira selalu menemui dimas siang hari dan pulang sore hari.
Hanya hari minggu waktu yang dimas miliki untuk bergumul dengan maira secara penuh.

Dimas selalu menjemput maira di siang hari, dan mengunci maira di kamarnya sampai pukul delapan malam.

Maira tidak pernah terlihat keberatan atau mengeluh bosan, dan hal itu membuat dimas menjadi semakin posesif pada maira.

Maira menyambut baik sifat posesif dimas, bahkan sering kali menggoda dimas, dengan membuat dimas cemburu.

Seperti kamis siang ini, dimas yang baru selesai bimbingan tugas akhir pukul dua belas siang, dan baru saja sampai kos, melihat maira dibonceng oleh cowok melewati depan rumah kosnya.

After SunsetWhere stories live. Discover now