37 [Growth]

26 0 0
                                    

Keresahan yang terpatri di hati dimas, kini sepenuhnya pudar.

Menjalani hubungan jarak jauh selama lima bulan terakhir, ternyata cukup mudah untuk dimas.

Maira membuatnya mudah, maira tak pernah lupa menelvonnya setiap malam, maira juga jarang marah, maira sangat mengerti kegiatan dimas, kata-kata manis juga lebih sering maira ucapkan pada dimas, dan tentunya, tubuh sexy maira, selalu bisa dimas telusuri setiap akhir minggu.

Lima bulan lalu, setelah usai perayaan wisuda, dimas pulang ke solo bersama maira yang harus menghadiri pernikahan kakaknya dita, teman kampus maira yang berasal dari semarang.

Meski hanya satu hari di semarang, dimas membawa maira kembali ke hotel tempat mereka pertama kali menyatukan diri.
Mengulang kembali keintiman yang sudah menjadi candu bagi dimas, tanpa maira merasa kesakitan seperti saat pertama dulu.
Dimas juga bisa menatap maira dengan penuh kepuasan ketika maira mulai menunjukkan rasa percaya dirinya saat bermain di atas tubuh dimas.

Kedekatan maira dengan keluarga dimas, terutama mami dan kakaknya, membuat dimas semakin yakin akan masa depan hubungannya dengan maira.

Dimas yang kini sudah bekerja selama tiga bulan sebagai junior arsitek di kantor sangsaka, yakin bahwa dirinya sudah pantas meminang maira, dan memiliki maira seutuhnya.

Perihal masalah financial tak pernah menjadi hambatan di hidup dimas, tapi dengan memiliki pekerjaan, dimas ingin menunjukkan pada bu mona, bahwa dirinya bisa bertanggung jawab akan hidup maira.

Meski tugas dimas selama tiga bulan terakhir masih harus mempelajari dunia arsitek lebih dalam, tapi menjadi bagian dari asisten perencana untuk seniornya, tak membuat dimas patah semangat, karena tujuannya adalah menjadi arsitek yang bisa membuat maira bangga.

Dimas juga dibimbing langsung oleh om saka, dan hal itu jelas memberikan peluang kecemburuan sosial untuk teman-teman dimas yang satu angkatan dengan dimas.

Luna dan shela, keduanya bergabung di kantor sangsaka tidak berselang lama setelah dimas bergabung.
Meski luna dan shela sering menganggap remeh dimas, tapi hal itu sama sekali tidak mengganggu dimas.

Dimas sendiri sudah cukup sibuk dengan hubungannya dengan maira dan pekerjaannya.

Jumat sore seperti biasa, dimas keluar dari kantor pukul enam sore, dan langsung menuju jogja tanpa pulang ke rumah.

Tujuannya kali ini adalah hotel yang ada di jalan solo dekat dengan bandara adi sucipto.

Hotel yang selalu dimas pilih, saat villa milik maminya tersewa, untuk dimas bisa menghabiskan waktunya selama di jogja dengan maira.

Maira biasanya datang sepuluh menit setelah dimas check in.
Sistem keamanan yang sangat bagus, menjadi tujuan utama dimas akan pilihannya, karena dimas ingin menjaga privasi yang ia dan maira miliki.

Dimas juga selalu menggunakan nama maira untuk check in di hotel tersebut, supaya maira tidak perlu menunggu dimas menjemputnya di lobby.
Maira hanya perlu mengambil kartu akses dari resepsionis, sementara dimas naik ke kamarnya di antar oleh pegawai hotel.

Pukul delapan lewat tiga puluh malam hari, dimas mendengar bunyi pintu dibuka saat ia baru melepas jam tangannya.

"Kangen", ujar maira begitu masuk kamar dan langsung memeluk dimas.

"Bawa motor sendiri apa naik taksi", tanya dimas.

"Naik taksi, capek sayang, tadi seharian ngerjain tugas", keluh maira.

Dimas kemudian membawa maira ke tempat tidur, memeluknya lalu mengusap dahinya.

"Nanti aku anter pulangnya", ujar dimas setelah mencium kening maira.

After SunsetWhere stories live. Discover now