25 [Dina]

114 0 0
                                    

Nandina Prasetya, istri dari Arzaki Syailendra, putri dari Suseno Prasetya, kakak dari Dimas Prasetya, dan pewaris dari gurita bisnis milik maminya, Sasmita Tjahyadi.

Background utamanya yang sudah cukup mengagumkan, di tambah dengan predikat sebagai menantu kesayangan dari keluarga Alindra Group, tak lantas membuat nandina, atau yang biasa disapa dina, menjadi malas, dan ingin di perlakukan sebagai ratu.

Dina selalu mengawali harinya dengan bangun tepat pukul enam pagi.

Setelah mengecup pipi suaminya yang masih tertidur, dina langsung turun dari tempat tidur, mencuci mukanya, lalu berjalan ke dapur.

Dua asisten yang membantu dina mengurus rumah tangganya, juga sudah hilir mudik memulai pekerjaan mereka.
Dua sopir yang siap mengantar aktivitas keluarganya, juga sudah mulai membersihkan mobil.
Dua teguk coffe dari cangkirnya sudah cukup bagi dina untuk memulai aktifitasnya.

Pertama membangunkan kedua anaknya terlebih dahulu, rania dan arya.
Rania yang sudah delapan tahun dan arya yang masih lima tahun.

"Ina mau sarapan apa biar semangat sekolahnya", tanya dina sambil menuntun rania ke kamar mandi.

"Mau sandwich komplit ya mi", pinta rania.

"Oke deh", jawab dina sambil mengecup rambut putrinya.

Dina kemudian beralih ke kamar arya, dan membawa arya ke pelukannya.

"Arya udah bisa mandi sendiri, atau mau mandi sama papi", tanya dina.

"Sama papi", jawab arya yang masih mengantuk.

Sambil membopong arya, dina kemudian berjalan ke kamarnya.

"Papi udah setengah tujuh pi, ayo bangun", bisik dina ditelinga arya.

Arya kemudian turun dari pelukan dina, dan berusaha membangunkan papinya.

Begitu zaki bangun, dina langsung mengecup bibirnya dan keluar dari kamar tidurnya.
Dina lalu berjalan ke dapur dan membantu mbak odah membuat sarapan untuk keluarganya.

Yang pertama datang ke meja makan adalah suami dan anak bungsunya, arya.
Dina kemudian membenarkan dasi yang suaminya pakai, lalu mengecup pipi suaminya.

"Mbak odah, lihat cat warna ina nggak ya, hari ini ada pelajaran melukis", ujar rania pada orang yang sudah rania anggap sebagai ibu keduanya.

"Memang habis di pakai kemaren ina nggak langsung simpen di tas", tanya dina pada putrinya.

"Ina lupa, kirain ina sama mbak odah udah di taruhin di tas", jawab rania.

"Ina mami kan sudah sering bilang kalau ina harus jaga barang-barang ina sendiri, jangan apa-apa mbak odah dong, ina sudah besar sekarang", ujar dina dengan lembut.

"Iya ina lupa, maafin ina ya mi udah ceroboh", ujar rania.

"Coba sekarang cari dulu, di tempat ina kemaren main", pinta dina.

Rania langsung berjalan kembali ke kamarnya dan ke kamar arya untuk mencari cat warnanya.

Begitu barang yang dicari rania ketemu, rania langsung terlihat senang dan kembali ke meja makan.

Suasana pagi hari yang tenang, membuat dina bernafas lega, tapi ketenangan yang dina miliki hanya berlangsung selama sepuluh menit, karena dimas menelvonnya dengan suara penuh kepanikan.

"Tenang dulu dek, ngomongnya pelan-pelan", pinta dina pada dimas.

"Mbak bisa tolong telvonin om edo nggak untuk kerumah, maira sakit mbak", ujar dimas dengan nada panik.

After SunsetWhere stories live. Discover now