42 [Fairless]

18 0 0
                                    

Dimas berangkat ke jogja dengan membawa salah satu mobil kakaknya.

Awalnya dimas ingin membawa mobil honda jazz yang dulu dimas pakai untuk sekolah, tapi ternyata sudah di jual oleh kakaknya, dan diganti dengan mobil honda jazz seri terbaru dengan warna dark grey.

Setiap dimas ingat akan mobil kakaknya yang ia pakai ke sekolah, membawa senyum yang terukir di wajah dimas akan masa pacarannya dengan ratih.
Dimas ingat betapa konyolnya ia saat memaksa dirinya untuk memiliki ratih, juga saat ratih tersenyum setiap dimas menggodanya.

Namun ingatan akan ratih tak pernah membawa senyum abadi di wajah dimas, karena bagaimanapun ratih adalah sosok pertama yang memperkenalkan dimas pada pahitnya patah hati.

Reuni SMA bersama raka, helda, gilang dan sofi yang dimas hadiri disela-sela libur semesternya, juga menjadi ajang berbagi kabar bagi dimas akan hubungannya dengan ratih.
Namun helda tidak terkejut sama sekali, saat mendengar kabar putusnya dimas dengan ratih.

"Udah kuduga, begitu lulus pasti langsung putus", ujar helda, saat dimas menjawab pertanyaan gilang soal ratih.

"Kamu nggak kejar lagi dim", tanya raka pada dimas.

"Enggaklah, masa dipaksain kalau udah nggak mau", jawab dimas.

"Kamu masih sama renata lang", tanya dimas pada gilang.

"Enggak, udah bubar juga", jawab gilang dengan enggan.

"Nggak ada yang nanyain aku", tanya sofi dengan ceria.

"Nggak perlu sof, kalau ada yang mau nikahin kamu, baru kita tanya kenapa dia mau sama kamu", jawab gilang sambil melirik sofi.

Sofi yang cantik memang terkenal dari SMP, selalu berganti pasangan setiap tiga bulan sekali, jadi teman seangkatannya tidak pernah penasaran dengan kisah cinta sofi.

"Kamu nikahin rendra aja nanti, kan klop tuh, player semua", ujar helda dengan santai.

"Iya kali ya, pas banget rendra ngajakin balikan dua minggu lalu", jawab sofi.

Semuanya langsung menghembuskan nafas dan hanya melirik ke arah sofi.

"Rendra kuliah di london juga kan lang, kayak kamu", tanya raka.

"Iya, tapi beda kampus, tiap ngajakin ketemu aku, pasti bawa cewek baru", jawab gilang sambil menatap sofi.

Namun alih-alih terlihat kecewa, sofi malah tersenyum dengan ucapan gilang.

Reuni berakhir dengan gilang yang membayar bill mereka, dan dari lima sekawan, hanya sofi dan gilang yang kuliah di luar negri.

Sementara helda dan raka, mereka kuliah di jakarta, hanya beda kampus, tapi mereka tinggal di gedung apartemen yang sama.

Dengan senyum yang masih terukir, dimas memperlambat laju mobilnya begitu melihat bangunan megah kampusnya.
Dimas membawa mobilnya berbelok menuju parkiran kampus karena ingin meletakkan maketnya di studio, sebelum kembali ke kos.

"Nggak liburan dulu gung", tanya dimas pada juniornya yang masih gentayang di studio dengan lingkar hitam di matanya.

"Mau bantuin bikin porto nggak mas, soalnya aku udah ngulang lima kali", jawab agung dengan muka sedih.

Dimas meletakkan maket yang ia bawa di meja, kemudian melihat portofolio milik agung.

Dimas mulai membantu agung merevisi portofolio rumah panggung miliknya.
Begitu dimas selesai menjelaskan permasalahannya, dimas menyalakan laptopnya, dan meminta agung untuk belajar dari design yang dimas buat saat semester dua.

"Ngulang nggak mas dulu", tanya agung pada dimas.

"Enggak", jawab dimas.

Agung langsung sibuk dengan laptop dimas, dan dimas melihat kembali maket yang sudah dia buat selama libur semester, yang harus dimas presentasikan begitu perkuliahan dimulai.

After SunsetWhere stories live. Discover now