Prolog

2.3K 110 3
                                    

Joglo Town House- Petukangan Utara,Jakarta Selatan.

Gadis kecil dengan lollipop di tangannya berlari ke halaman rumah depannya menghampiri laki laki kecil yang tengah bermain bola. Gadis itu meminta untuk diajarkan bersepeda, dengan berat hati laki laki kecil menuruti permintaan temannya, ia menyimpan bola dan mengambil sepeda kecil yang tersimpan di dalam garasi. Mereka berlatih di halaman rumah, karena memang halaman rumahnya cukup luas untuk ukuran anak kecil berlatih sepeda.

"Via, yang bener dong.." Ucapnya dongkol, capek mendorong sepeda karena sedari tadi gadis yang duduk di atas sepeda tidak mengayuh melainkan hanya duduk, gadis kecil yang dipanggil Via mengerucutkan bibirnya bermuka masam. Laki-laki kecil disebelahnya menghela napas namun dia tetap memegangi satu stir sepeda juga dengan punggung temannya, terus mendorong mereka agar sepeda terus bergerak. Alih-alih kesal karena terus seperti itu, Nata kecil berkacak pinggang melepaskan genggamannya pada sepeda membuat Via kecil sedikit terkejut jika saja kakinya tidak langsung sigap menginjak bumi pasti dirinya dan sepeda itu sudah limbung ke tanah.

"AAAAAAA LOLLIPOP KU JATUHH!!!"

Dengan mata berkaca-kaca, Via langsung turun dari sepeda membiarkan benda itu tergeletak begitu saja dan mengambil lollipop yang sudah jatuh ke tanah. Dia menangis, membuat Nata kebingungan.

"Udah dong jangan nangis, nanti aku belikan lagi. Dua." Bujuknya menenangkan, dia mengangkat jari telunjuk dengan jari tengah hingga membentuk V.

Via masih menatap nanar lolipopnya yang sudah kotor, dia melirik Nata yang baru saja berniat ingin membelikan lolipopnya lagi.
“Nata janji?” Via bertanya, menatap Nata.

Dengan semangat dia mengangguk, "janji."

Via mengerjap-erjapkan matanya yang masih tersisa air mata, menyunggingkan senyum.

Dari pintu rumah, keluar seorang wanita muda. Dia menghampiri kedua anak kecil itu.

"Kenapa nangis?" Tanyanya sambil mengusap puncak kepala Via, gadis kecil itu menunjukkan lollipopnya yang sudah kotor.

"Aku udah janji mau belikan dia dua lollipop, Bu." Tutur yang Nata. Dia mengangkat dua jarinya lagi.

Wanita muda itu tersenyum kearah Nata, dia juga mengusap bahu si kecil Via yang masih menatap lolipopnya.

“Jangan nangis lagi ya, nanti ibu dan Nata membelikan lagi dua lollipop untuk Stevi.” Ucap wanita itu-Ibu Nata-

Via mengangguk. Dia mengusap air matanya.

"Oh ya, Ibu buat pancake, siapa yang mau?"

Mereka menatap dengan penuh semangat kearah Wanita itu. Nata memegang pergelangan tangan Via agar gadis kecil itu berdiri. Mereka satu sama lain saling menyunggingkan senyum. Via kecil telah melupakan lolipopnya.

"PANCAKE!!" Seru mereka serempak kemudian berlari memasuki rumah. Seperti biasanya, mereka akan berebut pancake. Yang menang, yang dapat memakan banyak pancake buatan Hani, ibu dari Nata.

Hani yang masih di halaman menggeleng, setiap hari dia seperti memiliki anak kembar yang apa-apa harus sama-an. Jika tidak, salah satu dari mereka akan merajuk. Pernah sekali, Hani membeli satu robot ultraman yang memang untuk Nata dan Barbie untuk Stevi. Diluar dugaan, Stevi merengek meminta dibelikan benda yang sama dengan Nata. Barbie itu dia lempar begitu saja dan menarik ultraman yang sedang dimainkan oleh Nata. Alhasil, mereka bertengkar.

••

06 Februari 2016

Awareness: Is (not) The EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang