12. Jealous

537 34 0
                                    

ATTENTION!

Bagi kalian yang belum bisa membaca part yang terprivate walaupun sudah ngefollow aku, caranya hapus cerita ini dari library(perpustakan) kalian dulu setelah itu refresh dan add to library (tambah ke perpustakaan) lagi. •ENJOY•

°°

Lena berjalan bersama kedua sahabatnya mereka berhenti disalahsatu meja kantin.

“Kalian pesan apa?” Tanya Friska pada yang lain.

“Gue siomay tapi jangan pake tahu. Esnya nutrisari jeruk aja.” Pesan Vania.

“Vania! Friska!” Teriak seseorang.

“Ada apa?” Tanya Vania pada pria yang baru saja lari menghampiri mereka.

“Cepat kumpul di ruang pecinta alam. Yosep mau ngomong penting katanya.” Ucap pria itu memberi tahu.

Terdengar helaan napas dari Friska, “si Yosep nggak ngerti jam istirahat kali ya? Kenapa nggak pulang sekolah aja.” Gerutunya.

“Udahlah mendingan kita cepat kesana. Tadi Yosep kayak marah-marah gitu nyuruh anak-anak kumpul.” Ucap pria itu. Yosep si Ketua baru pecinta alam, dia ketua yang baik, dalam artian dia menerima masukkan semua anggotanya walaupun sikapnya yang kadang sesukanya sendiri membuat tak sedikit anggota yang bergeleng kepala dan angkat tangan jika sikap itu muncul.

Vania menepuk bahu Lena, “kita tinggal dulu nggak apa-apa?” tanya nya.

Lena tersenyum, “gue bisa ngehubungin Nata.”

Friska dan Vania tersenyum. Mereka pergi bersama pria yang tadi menghampiri. Lena tidak pandai bergaul, dia hanya memiliki sahabat dekat Friska dan Vania itupun karena mereka satu smp. Walaupun beda kelas tiap istirahat mereka selalu bareng, Lena tidak memiliki teman dekat di kelasnya. Semua orang yang sekolah disini memang temannya, tapi tidak semuanya itu dapat ia percaya. Judulnya aja teman ujung-ujungnya nusuk, datang butuhnya doang. Yah, Lena malas dengan orang seperti itu.

Lena duduk, dia sendiri di tengah-tengah keramaian orang-orang mengantre makanan. Matanya berkelana mencari sesosok orang.

“Bukannya itu Dino? Kok Nata nggak ada disana?” Tanya Lena pada dirinya sendiri. Lantaran dia melihat di meja ujung hanya ada empat orang, tidak ada Nata.

Dia mengambil handphone, mengetikkan sesuatu untuk Nata.

Lena Yudhistira: Ada dimana sayang?

Lebih dari lima menit, barulah notifikasi dari Nata muncul.

Natanael Claudyno: Di perpus. Kenapa sayang?

Lena langsung mengetikkan sesuatu.

Lena Yudhistira: Kimia?

Sengaja Lena tidak menutup chatroomnya, bertujuan agar cepat dia membalas chat dari Nata.

Natanael Claudyno: Iya sayang, kamu udah makan?

Lena Yudhistira: Belum, ini lagi di kantin.

Natanael Claudyno: Makan sana

Lena Yudhistira: Iya bawel

Natanael Claudyno: Biarin bawel yang penting kamu cinta

Awareness: Is (not) The EndingWhere stories live. Discover now