20.Selingkuh?

263 15 0
                                    

Tidak ada yang tahu isi hati seseorang, bahkan sebagian dari beberapa orang tidak menyadari apa yang menjadi keinginan hatinya sendiri
~

Pembina sedang memberikan serentetan amanatnya kepada para peserta upacara, di akhir sang pembina mengumumkan mengenai siapa saja yang lolos mengikuti olimpiade baik dalam bidang Matematika, Kimia, Fisika, Ekonomi, Astronomi, Kebumian, dan lain-lain.

Setelah semua selesai, upacara pun berakhir. Semua siswa saling berhamburan entah menuju kantin ataupun kelasnya masing-masing.

"HOY!!" Salah seorang menepuk bahu Stevi, gadis itu menoleh diikuti oleh Ghina.

"Fight yoo," ucap seseorang yang sudah memakai seragam olahraganya.

Stevi tersenyum, "thanks Ver."

Vero, mengangguk. Ia kemudian berpamit untuk ke lapangan, karena kelasnya akan mengikuti pelajaran olahraga di senin pagi ini.

Sebelum melakukan olahraga mereka pemanasan terlebih dahulu, setelah itu kelompok pria memulai dengan senam lantai. Satu persatu siswa melakukan gerakan, setelah semua siswa selesai giliran para siswinya.
Lena melakukan roll depan dan belakang dengan sangat bagus, guru pun mengakui hal itu. Kembali, satu persatu siswi melakukan gerakan seperti Lena tak banyak dari mereka juga yang terjatuh tidak sesuai aturannya.

Lena mencari tempat duduk untuk memakai kembali sepatunya, dia sudah mendapat nilai +

"Biar aku yang talikan sepatunya " Nata berjongkok di depan Lena, ia memakaikan sebelah kanan sepatu pacarnya itu.

Lena hanya diam dan menatap rambut Nata, dia tidak bisa melihat wajah pacarnya karena posisinya yang berdiri dan pria itu yang berjongkok, menunduk memakaikan sepatunya.

"Ini adalah tugas seorang pacar," ucapnya ketika beralih memakaikan sepatu sebelah kirinya.

Ketika semuanya sudah terpasang rapi, Nata berdiri dan tersenyum kearah Lena yang masih mematung.

"Kamu ikut Olimpiade?" Tanya Lena.

Nata menaikkan alisnya dan mengangguk.

"Berarti nanti mulai hari ini kamu ada jam tambahan dong?" Tanyanya lagi.

"Iya, tapi sebelum jam tambahan seperti biasa aku mengantarkan kamu pulang." Jawab Nata.

Lena menghembuskan napas, pandangannya beralih menatap lapangan.

"Bakal nggak ada waktu buat aku?" tanyanya sembari tetap menatap lapangan yang kosong itu.

Nata menangkup wajah Lena, dia memutar sedikit kepala gadisnya untuk menatap dirinya kembali.

"Selalu ada waktu buat kamu. Percaya sama aku."

Lena melepaskan tangan Nata dari wajahnya dan membuang muka.

"Hey, apa lapangan itu lebih menarik daripada aku? Hm?" Kembali lagi Nata menangkup wajah pacarnya itu.

Lena memajukan bibirnya, mencubit lengan Nata, dibalas kekehan oleh pria itu.

••

Awareness: Is (not) The EndingWhere stories live. Discover now