Rumah Sakit '2

4.5K 337 1
                                    

"Lo, sih, ada ada saja! Udah tau lo agak penakut. Segala nantangin pergi ke sana." Paul hanya bisa geleng-geleng kepala saja saat diceritakan kejadian yang menimpaku.

"Makanya lain kali ajak gua." Muhzeo hanya bisa fokus memakan kacang dalam sebuah toples.

Aku hanya bisa mengembuskan napas kasar. "Sudah terlalu penasaran," sahutku masih sambil menatap langit-langit kamar rumah sakit.

Ah, sayangnya kenyamanan tempat itu terlalu sulit untuk dilupakan.

"Memang Si cleaning service tidak melihatmu masuk ke ruangan itu?" tanya Elsa sembari menoleh ke arahku.

Aku menggeleng. "Ya kutunggu dia pergi dulu. Baru masuk ke sana," sahutku dengan enteng.

Paul terlihat mengerutkan keningnya. "Aneh! Masa orang itu enggak penasaran sama arah jalannya lo? Sudah jelas-jelas ruang Melati itu adanya paling pojok, 'kan? Eum, enggak ada jalan lain selain lewat ke ruangan Melati itu," ujarnya sembari menyesap secangkir susu.

"Loh, kenapa jadi membicarakan mbak-mbaknya, sih? Kita kan lagi bicara serius soal ruang Melati itu." Elsa yang berniat menyubit lengan Paul itu langsung terhindarkan oleh lelaki di sebelahnya.

"Eis! Ya, kan heran saja," sahut Paul.

Muhzeo langsung menoleh ke arahku. "Lo udah kasih kabar ke Mamah lo kalau mau ke sini?"

Pertanyaannya Muhzeo itu langsung membuatku melotot dan menepuk kening. "Astaghfirullah, lupa!" Aku langsung membuka ponsel dan mendapati beberapa pesan dan panggilan tak terjawab dari Mamah.

Me

Mah, dira lupa belum izin ke mamah. Hari ini dira menjenguk Hilmi di rumah sakit dengan Elsa, Muhzeo, dan Paul. Mamah jangan khawatir, nanti Dira pulang bersama Muhzeo. Sayang Mamah❤


Send.

Aku membuka aplikasi khusus pelacak hantu. Tepat pukul 4 sore tadi, ketika aku berada di ruang Melati, aplikasi ini memunculkan notifikasi seperti ini.

ANDA BERADA DALAM KAWASAN BERBAHAYA. MENJAUHLAH!

Kawasan berbahaya di situ maksudnya adalah kawasan yang benar-benar ditinggali oleh banyak makhluk tak kasat mata atau semacam roh jahat juga.

Ah, ternyata memang yang kulihat benar-benar makhluk tak kasat mata.

Ting ... Ting ....

Mamah❤

Jaga dirimu baik-baik. Paman tadi ke rumah, kalau ada apa-apa hubungi Paman. Mamah juga sayang Dira🖤

Paman ke rumah? Mengapa dia selalu tahu kalau aku sedang dalam keadaan berbahaya?

Oke, Mah .... Jangan kangen hehe

Kamu tuh yang kangen kali sama Mamah. Sudah ah, Mamah mau membersihkan rumah dulu. Hati-hati, sayang.

Iya mah💛

Aku pun menutup benda pipih tersebut.

Brugh ....

Pintu kamar mandi tertutup dengan kencang. Aku dan yang lainnya saling berpandangan.

"Euh, angin kali!" ujar Paul yang berusaha memecahkan rasa canggung tadi.

Kami hanya mengangguk kecil dan berusaha tetap berpikir positif.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 6.30 PM. Aku dan yang lainnya pun mulai berpamitan dengan Hilmi dan kedua orang tuanya yang baru saja datang.

Bisikan Mereka ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें