Ending! 🔚

4.7K 307 28
                                    

"Ada apa, sih, ribut-ribut?" Bola mataku memperhatikan gerak-gerik teman sekelas yang tampak heboh sendiri.

"Katanya, sih, akan ada jalan-jalan sekaligus penelitian. Dan tempat itu viral karena keangkerannya. Eum ... kalau enggak salah namanya itu Kr.Amat." Ucapan Pepita–teman sekelasku–nampak seperti orang yang setengah takut.

"Jadi, karena ini kalian ribut?" Aku mengerjapkan mata tak percaya.

Mereka saling mengangguk. Aku hanya bisa menggelengkan kepala sembari menaruh tas di kursi. Karena malas mendengar obrolan ngalor-ngidul dari mereka, aku lebih memutuskan untuk membuka media sosial. Namun, darahku semakin mendidih saat aplikasi WhatsApp dan Instagram menyuguhkan status alay dari temanku.

- Tugas penelitian kali ini ke tempat Kr.Amat, oy!

- Please! Gua liat dari on the spot aja sudah takut setengah mati. Gimana ke sana langsung? Duh, kayak enggak ada tempat penelitian lain aja, deh.

- Kr.Amat, ya? Ya Ampun gimana ini? Takut!

- Gapapa, deh, lumayan dapet spot foto seram! Tapi please jangan ada yang iseng-iseng ikut foto, ya! Peace tanda damai.

-OMG! Enggak kuat, deh! Kr.Amat kan tempat penelitian paling seram :( Aku jomblo, loh! Kalau tiba-tiba ada yang nyolek aku, gimana?:"))

Dan masih banyak lagi.

Suara hentakan kaki besar-besar membuatku langsung duduk rapi di kursi. Dapat kupastikan kalau teman-temanku sama sekali tak menyadarinya.

Duk! Duk! Duk!

Pelototan tajam dari wali kelasku membuat semua langsung terdiam dan berhamburan menuju tempat duduknya masing-masing. Aku hanya bisa menarik tangan dan tersenyum menang.

"Heh ada apa ini berisik sekali, sih?" Ia mulai memasuki kelas dengan tatapan yang masih terlihat buas.

"Ada apa ini?" Pertanyaan terdengar lebih lembut. Namun, tak ada yang berani menjawab.

BRAK!

"KEBIASAAN SUDAH MAU JADI KAKAK KELAS, TAPI KELAKUAN MASIH KAYAK BOCAH. KALIAN TUH SUDAH SMA! KALAU DITANYA, YA, JAWAB!" Semua tertegun ketika mendapat bentakan dari Bu Tuti. Ia mengembuskan napas berat dan terlihat sedikit memijat pelipisnya.

"Ibu lelah menghadapi kelas ini. Masalah satu pergi, muncul lagi yang baru. Kalau kalian sulit diurus, rasa-rasanya Ibu sudah sangat kewalahan, deh." Ia mulai duduk di kursi.

Ia menidurkan kepalanya di meja. "Satu orang jawab pertanyaan saya!"

Tanpa ragu-ragu, Hinei–siswi paling caper di kelas–mulai turut bicara.

"Maaf, Bu. Apa benar kita akan ke Kr.Amat?" Suaranya kali ini tak seceria biasanya. Ada sedikit nada ragu yang terselipkan.

Kepala Bu Tuti langsung tegap seperti sedia kala. "Jadi soal itu?" Terdengar helaan napas dari dirinya.

Kami semua mengangguk perlahan tanpa berucap apapun.

"Ya, benar. Dan akan diadakan seminggu lagi. Soal bayaran, itu sudah ditanggung dari SPP. Jadi, semua wajib ikut!" Suaranya yang terdengar menggelegar dan membuat satu kelas heboh kembali.

"Apa?!"

"Hah? Engak mau!"

"Say no to research events!"

"Yey!"

"Meninggoy aja lah gua."

"Enggak mau bodo amat."

Bisikan Mereka ✔Where stories live. Discover now