Ariana

31 10 1
                                    

Sapu lidi di pucuk lemari kamar ibu merupakan saksi bisu langkah-langkah kecil sosok gadis yang selalu menghampiri tiap tengah malam. Kaki berlapis kaus kaki yang telah berlubang itu tak menimbulkan sedikitpun suara. Jemari lentik sang gadis berhasil membuka pintu tanpa derit, kemudian membetulkan posisi selimut sang ibu.

"Mimpi indah, Bu." Sebuah kecupan tipis mendarat di pipi sang ibu.

Tanpa suara, sang gadis keluar dan menghampiri pintu balkoni yang tak terkunci. Malam itu gelap, tetapi tak segelap itu. Ia masih bisa melihat cahaya beberapa rumah yang terletak 10 meter darinya.

Gadis itu menengok ke arah kanan dan kiri, entah mencari apa. Tidak menemukan apa yang ia cari, dengan sigap ia melompat ke atas pagar batu yang menjadi pembatas balkoni, lalu melompat seraya menggapai genting di atasnya.

"Hati-hati!" pekik sosok yang telah duduk di atas atap. "Kak Ariana, kau baik-baik saja?"

"Tentu saja!" Setelah berhasil naik, Ariana menggulingkan tubuhnya ke arah sosok anak lelaki yang tengah menggenggam teropong erat-erat.

Ariana tersenyum. "Jadi, apa yang mungkin bisa kita lihat malam ini?"

"Aku tidak tahu," ucap anak itu, membiarkan kepala kakaknya beristirahat di atas paha kecilnya. "Aku tidak bisa melihat jelas. Uang tabungan Kakak belum cukup untuk membeli alat itu?"

"Namanya teleskop, Arnold." Ariana merebut teropong sang adik. "Mari kita lihat ... ah, lebih banyak bintang yang terlihat malam ini, bukan?"

"Ya, tapi tak ada yang seperti kau jelaskan, Kak," balas Arnold, murung. "Tapi ... ada baiknya begitu saja, sih."

Ariana mencubit pipi adiknya, membuat sang adik menggelengkan kepala seraya berdecak.

"Jangan begitu, Arnold!" seru sang Kakak. "Aku juga rindu, tahu."

Arnold menyilangkan kedua tangan di depan dada. "Tapi kalau Kakak menemukan planet Kakak, Kakak akan meninggalkanku!"

Mendengarnya, Ariana hanya tersenyum tipis. "Jika saatnya tiba, tolong jaga ibu dengan baik, ya"

Dalam sunyi, dengan mata berair, keduanya kini hanya menatap bintang-bintang.

---

Gemoy :3

Tema hari ke-4: buat tulisan yang diawali dengan "sapu lidi" dan diakhiri dengan kata "bintang". Maksimal 300 kata.

Hehe, aku suka cerita super pendek ini. Pas pula 300 kata.

Pola Laju Masa LaluWhere stories live. Discover now