Mimpi Buruk

4 0 0
                                    

Secercah cahaya membangunkanku dari kegelapan. Sinar holo timbul di atas ranjangmu, memaparkan analisis singkat terkait kesehatanmu. Oh, Arindi sayang, apakah mimpi buruk menghantuimu lagi?

Kau sangat muda, tetapi trauma itu meninggalkan luka yang dalam. Baru satu bulan setelah tragedi kematian ayahmu, dan isak tangis yang kau keluarkan tanpa sadar kalau kau tertidur membuatku terjaga. Terkadang kau terbangun sendiri karena suara tangismu, lalu beranjak dari ranjangmu itu dan melangkah lesu ke hadapanku.

Kau melihat wajahmu yang suram dari pantulanku.

Bola matamu yang merah, bibir yang membengkak, pipi yang lembab karena air matamu sendiri ... andai tanganku dapat timbul dari ketiadaan, memelukmu dan berbisik bahwa semua akan baik-baik saja. Arinda akan selalu menemanimu, aku yakin akan itu.

Kau hanya menyeka air matamu dengan lengan piyama satin yang berkilau di gelapnya malam. Langkahmu kecil meniti perlahan menuju ranjangmu lagi. Kau memanjat ranjangmu dengan hati-hati, kemudian menengadahkan wajah ke langit-langit seakan-akan berdoa.

Ayah, kembalilah ....

Dan Arindi sayang, percayalah, aku aminkan semua doamu itu.

---

Tema: Silahkan kunjungi work DWC peserta yang nomor urut pendaftaran nya ada di bawahmu (apabila kamu berada di daftar terbawah, kunjungi peserta nomor urut pertama), kemudian buatlah lanjutan cerita untuk cerita HARI KEDUA yang telah dibuat.

Aku melanjutkan kisah yang ditulis shelly_fw, dan jujur kalian harus cek DWC-nya karena menulis dari POV benda mati + bersambung dengan tema yang disajikan pada DWC kali ini benar-benar ...

Ehem.

Jalan-jalan ke sawah,
WAAAAAAAAAH~

Semoga tulisanku ini masih nyambung 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Pola Laju Masa LaluWhere stories live. Discover now