Makam Ibu

4 2 0
                                    

Semenjak ibu meninggal dua tahun lalu, aku tidak pernah sekalipun bermimpi untuk bertemu dengannya lagi, bahkan setelah aku mati. Namun kini, sekitar 30 senti dari wajahku, merupakan wajah asing yang membengkak hebat dengan aroma yang membuatku ingin muntah.

Kemarin aku berencana untuk menghampiri makam ibuku, aku berencana untuk pindah ke luar kota hingga sulit bagiku untuk berkunjung ke makamnya tiap minggu. Aku mengenakan gaun pemberiannya, gaun putih polos dengan kancing sebagai satu-satunya hiasan.

Ibuku menyukai hal-hal yang minimalis. Mungkin karena ia sosok yang taat dan percaya bahwa apapun itu yang ada di dunia tidak akan berarti apa-apa di akhir nanti. Sepanjang hidupku, 25 tahun, aku tahu ibu menyukainya karena ia tidak ingin terlalu memikirkan banyak hal. Ia lebih senang merasakan.

Merasakan harumnya parfum yang ayah berikan dulu pada kencan kelimanya sebelum menikah, lalu hanya membeli satu produk itu sampai akhir hayatnya. Merasakan sedihnya membaca novel yang kubelikan di ulang tahunnya yang ke-50, kemudian merasakan pelukanku untuk menenangkannya. Merasakan masakannya yang selalu terasa agak asin, lalu tertawa seraya berkata, "Entah mengapa aku takut takaran buku resepnya salah."

Ibu, apa yang kau rasakan di ujung sana?

Tubuhmu terlihat seperti mawar yang layu di balik peti makam yang hancur itu. Semakin lama aku melihatmu, semakin merah pandanganku.

Tubuhku remuk di bawah tanah. Gempa yang mengejutkan ini membuat seisi dunia sepi. Namun aku bertemu dengan ibu lagi. Sebuah mimpi indah dan buruk.

Aku membuka mulutku, merasakan kerikil batu dan tanah merayapi lidah. Namun dentuman keras terdengar, dan tubuhku dan inu kembali terhenyak ke dalam bumi.

Ibu, apakah aku dan seluruh dunia akan menyusulmu?

Apa benar tidak ada definisi pasti dari kata akhir seperti yang selalu ibu bilang, "Akhir jalan baru untuk sebuah awal."

Andai aku bisa merangkak mendekati peti matimu, berbisik pada tubuhmu yang tak lagi berbentuk, "Bu, apa awal yang baru itu?"

Karena aku tahu, awal tak selalu indah seperti yang ibu bayangkan.

---

Tema: Apocalypse.

Ideku ada banyak, tapi yang realistis untuk ditulis dalam waktu cepat cuma yang ini hehe, seorang anak menghampiri makam ibunya di hari terakhir bumi berputar. Tapi gak ketara, ya? Rasanya pengen tulis ulang ....

Pola Laju Masa LaluWhere stories live. Discover now