Granat

2 0 0
                                    

"RONALD!"

Teriakkan yang memekakkan telinga itu membuatnya sadar kembali dari lamunan. Ia memperhatikan kata demi kata yang keluar dari mulut pria berlumpur di sisinya. Helm yang dikenakan tak lagi terpasang sempurna di kepala. Yang diteriaki hanya mengerjapkan mata berkali-kali.

Bagaimana tidak? Seingatnya, ia sedang pariwisata sekolah dan tertidur di kursi bis yang supernyaman, tiba-tiba ia terbangun di tenda berisi tentara-tentara yang berbicara bahasa yang harusnya ia pahami karena ia sudah SMA tetapi ia tidak bisa.

Ia tidak bisa bahasa Inggris. Ia hanya mengikuti aba-aba layaknya prajurit lain, dan kini kedua tangannya gemetar memegang senapan. Sedari tadi suara lesatan peluru memenuhi bumi.

Yang berteriak menunjukkan tangannya ke depan, melewati lorong di tanah yang telah mereka gali sebagai tempat persembunyian. Sesuatu mendekati mereka.

Sebuah tank.

Pria tadi memberikan sesuatu ke tangannya, sebuah granat. Walau ia tak mengerti bahasanya, tetapi ia paham apa yang diperintahkan.

Dengan membungkam rasa takutnya, ia berdiri dengan tegap, memanjat keluar dari lorong itu, menarik tuas, dan melemparnya.

Ia lari kembali ke dalam tanah. Ia melihat kedua telapak tangannya yang kotor dan gemetar, diselubungi tanah yang lembab dan ...

... granat masih di tangannya?

"Tunggu," suaranya mengecil, "yang kulempar-"

"RIO BANGUN!"

Sebuah cubitan keras membangunkan Rio. Di depannya kini sosok gadis yang ia kenal sebagai teman sekelasnya.

"Anin?" Keringat dingin menuruni pelipis Rio. "Gila, kukira tadi-"

Gadis itu berkacak pinggang di lorong bis. "Udah, udah, ceritanya nanti aja. Yang lain udah nunggu di bawah!"

Gadis itu pun berjalan cepat keluar dari bis. Rio menoleh keluar. Teman-temannya sudah berada di sana, tak menyisakan siapapun di bis.

"Parah, gue gak dibangunin."

---

Tema: Buat cerita dengan tokoh utama hari ke-13 yang terbangun sebagai seorang prajurit pada Perang Dunia II.

Pola Laju Masa LaluWhere stories live. Discover now