The Duke's Darkside |20|

7.4K 422 21
                                    

Sending the greatest pray for SJ182 from the bottom of heart. May God always be with them dan their relatives 🙏🙏🙏

🥀Rest In Peace🥀

****


Suara dering ponsel menyaring --yang entah sudah keberapa kalinya-- memenuhi ruangan tersebut. Pria yang tengah tidur dengan posisi tengkurap, mendengus sebelum mematikannya lagi.

Sialan!

Tak lama setelahnya, terdengar suara yang lebih bising lagi. Pria tadi langsung bangun dari posisinya. Dengan setengah kesadaran yang sudah terkumpul, dia tidak henti-hentinya mengumpat. Mengabsen satu persatu nama hewan di kebun binatang.

Dengan langkah malas-malasan, ia menuju ke arah pintu. David masih mendengus seraya mengumpat akan bel yang terus-terusan ditekan dengan tidak sabaran.

Hey! Pria itu baru saja beristirahat saat jam menunjukkan pukul setengah enam sore, hanya satu jam!

Dan tadi, selama tiga setengah jam berlalu, ia habiskan untuk mengoreksi kembali berkas-berkasnya dan berolahraga.

Padahal ketika dalam perjalanan, dia merasakan lelah yang cukup parah. Dan begitu sampai di penthouse, dia malah tidak bisa beristirahat. Otaknya terlalu memikirkan Raina yang selama tiga hari ke belakang ini berada jauh darinya. Oleh sebab itu, dia melampiaskannya kepada pekerjaan.

Namun sialnya, saat mendapat kabar bahwa Raina kabur, ia benar-benar kehilangan fokus. David lebih sering emosi tatkala karyawannya melakukan kesalahan sepele, bahkan tak segan-segan untuk memecat mereka.

Jadi, Raina... apa yang sebenarnya kau perbuat pada diri David?

"DAVID BODOH!" umpatan spontan keluar tepat saat ia membuka pintu.

David langsung memandang tajam pria di depannya. Jadi si bugger Liam yang mengganggu istirahatnya. Brengsek.

Tapi tunggu dulu, dia menyebut David bodoh? Bajingan! Manusia ini sedang mencari malaikat kematian rupanya.

Sebelum David naik pitam, Liam lebih dulu berbicara. "Tahan dulu amarahmu karena aku punya kabar mendadak yang mengejutkan."

"Lihatlah. Bahkan dalam situasi genting seperti saat ini, dia masih shirtless dan hanya mengenakan celana boxer?" Liam berguman sambil menatap iba pria di depannya itu. "Tidak bisa dipercaya."

"Berhenti menatapku seperti itu, brengsek." hardik David. "Ada kabar apa!?"

"Sungguh, kau tak tahu?!"

"Ah... kurasa begitu," jawabnya lirih. Melihat ekspresi David yang tak berubah sedikit pun, Liam pun langsung menarik kesimpulan.

"Lady Rosseane menelponku agar memberitahumu bahwa... akan diadakan jamuan minum teh. Beliau juga mengatakan telponnya selalu ditolak o--"

Jadi yang tadi itu...

"David, hey! Aku belum selesai," teriak Liam saat melihat pria yang terpaut lima tahun di atasnya itu menyelonong masuk kembali ke penthousenya lagi.

Mau tak mau, Liam pun ikut masuk ke dalam, dan sedang mendapati bahwa David sedang mengecek ponselnya seraya mengumpat.

Ternyata panggilan telepon yang ditolaknya berkali-kali itu dari ibunya. Dan jangan lupakan pesan mengerikan yang juga dikirim olehnya.

"Bangsat, Liam! Apa kau langsung mengiyakannya?"

"Apa aku punya kuasa untuk menolak?"

"Bajingan! Brengsek!" David meninju dinding dengan keras. Tapi anehnya dia tidak merasa kesakitan.

The Duke's DarksideWhere stories live. Discover now